SCIENCE

Thursday, November 12, 2015

JEMBATAN MENUJU KEHIDUPAN ABADI


Allah telah menitipkan kepada seluruh hambanya beberapa harta bukan untuk pamer, akan tetapi untk di syukuri dengan cara mentasyarufkannya kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Kekayaan harta juga merupakan sebuah kenikmatan dari Allah SWT yang dititipkan kepada hambanya untuk dijadikan jembatan menuju kehidupan yang abadi.
Kekayaan harta dapat dijadikan jembatan menuju kehidupan abadi dengan cara saling menolong sesama manusia, mentasyarufkannya kemasjid-masjid, menshodaqohkannya kepada fakir-miskin dan kepada anak-anak yatim serta orang-orang ataupun tetangga yang membutuhkan.
Dengan kekayaan harta yang barokah dan dishodaqohkan dengan ikhlas dan menyadari bahwa harta dan semuanya hanyalah titipan dari Allah SWT, maka harta tersebut dapat menolong orang tersebut karena shodaqoh jariyah tidak akan putus meskipun orangnya sudah di kebumikan (meninggal dunia) sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
إذا مات ابن أدام إنقطع عمله إلاّ من ثلاث : صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعوا له
Artinya : jika anak adam meninggal dunia semua amal ibadahnya akan putus kecuali tiga perkara yakni shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya.
Hadits diatas menerangkan bahwa semua amal yang dilakuakan oleh anak adam pasti akan putus kecuali tiga perkara yakni : Shodaqoh Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak sholih yang mendo’akannya.
Shodaqoh merupakan amal yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja baik di waktu siang atau malam baik dalam keadaan senang maupun susah. Maka shodaqohkan harta yang dititipkan oleh Allah SWT karena didalam harta yang allah titipkan itu terdapat hartanya orang lain yang tak terasa dilupakan oleh orang yang dititipi.
Memang setelah mendapatkan harta terkadang lupa akan hak-hak tetangga maupun orang yang membutuhkannya, dan hak-hak masjid yang harus diberikan kepadanya. Maka sisikanlah sebagian harta yang didapat 2,5% dari harta perolehan dan itulah bukan hak yang harus dihabiskan. Allah telah berfirman dalam Al-qur’an yang berbunyi :
þÎûur öNÎgÏ9ºuqøBr& A,ym È@ͬ!$¡¡=Ïj9 ÏQrãóspRùQ$#ur ÇÊÒÈ  
Artinya : “dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. (QS. Adzaryat : 19)
Mengapa Allah menitipkan hartanya orang lain kepada hambanya? Itulah bentuk hablummunannas yang Allah ciptakan agar saling tolong menolong dan ingat antar sesamanya. Dan itu juga merupakan perintah allah untuk menafkahkan harta yang dimiliki. Allah juga berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 267 yang berbunyi :
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä (#qà)ÏÿRr& `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB óOçFö;|¡Ÿ2 !$£JÏBur $oYô_t÷zr& Nä3s9 z`ÏiB ÇÚöF{$# ( Ÿwur (#qßJ£Jus? y]ŠÎ7yø9$# çm÷ZÏB tbqà)ÏÿYè? NçGó¡s9ur ÏmƒÉÏ{$t«Î/ HwÎ) br& (#qàÒÏJøóè? ÏmÏù 4 (#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# ;ÓÍ_xî îŠÏJym ÇËÏÐÈ  
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.