SCIENCE

Tuesday, May 13, 2014

TERJEMAH I'LAL

KAIDAH-KAIDAH  I'LAL
KAIDAH KE 1
إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ. 
Apabilah ada Wawu atau Yya’ berharkah, jatuh sesudah harkah Fathah dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya’ tsb harus diganti dengan Alif seperti contoh صَانَ asalnya صَوَنَ , dan بَاعَ asalnya بَيَعَ .
Praktek I’lal :
صَانَ asalnya صَوَنَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صَانَ.
بَاعَ asalnya بَيَعَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi بَاعَ.
غَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.
رَمَىْ asalnya رَمَيَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi رَمَيَ. (*Alif pada lafazh رَمَىْ dinamakan Alif Layyinah).
Perhatian:
  1. Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah. Contoh دَعَوُاالْقَوْمَ .
  2. Apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka diklarifikasikan sbb:
  • Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh: بَيَانٌ, طَوِيْلٌ, خَوَرْنَقٌ.
  • Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal ini. Contoh يَخْشَوْنَ asalnya يَخْشَيُوْنَ . Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal. Contoh: رَمَيَا, عَلَوِيٌّ, غَزَوَا.

KAIDAH KE 2
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ عَيْنًا مُتَحَرِّكَةً مِنْ أَجْوَفٍ وَكَانَ مَا قَبْلَهُمَا سَاكِنًا صَحِيْحًا نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمَا إلىَ مَا قَبْلَهَا, نَحْوُ يَقُوْمُ أَصْلُهُ يَقْوُمُ, يَبِيْعُ أَصْلُهُ يَبْيِعُ.
Apabila wau atau ya’ berharokat berada pada ‘ain fi’il Bina’ Ajwaf dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf Shahih yang mati/sukun, maka harakat wawu atau ya’ tsb harus dipindah pada huruf sebelumnya. Contoh: يَقُوْمُ asalnya يَقْوُمُ dan يَبِيْعُ asalnya يَبْيِعُ.
Praktek I’lal:
يَقُوْمُ
يَقُوْمُ asalnya يَقْوُمُ ikut pada wazan يَفْعُلُ . harkah wawu dipindah pada huruf sebelumnya, karena wawu-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadiيَقُوْمُ
يَبِيْعُ
يَبِيْعُ asalnya يَبْيِعُ ikut pada wazan يَفْعِلُ harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya, karena Ya’-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadi يَبِيْعُ
Perhatian:
Perpindahan Syakal/Harakat/Tasykil/Tanda baca Wau atau Ya’ tersebut dalam Kaidah ini, tidak berlaku apabila setelah Wawu atau Ya’ terdapat Huruf yang di-tasydid-kan. Contoh: يَسْوَدُّ

KAIDAH KE 3
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ آلِفٍ زَائِدَةٍ أُبْدِلَتَا هَمْزَةً بِشَرْطِ أَنْ تَكُوْنَا عَيْنًا فِيْ اسْمِ الْفَاعِلِ وَطَرَفًا فِيْ مَصْدَرٍ, نَحْوُ صَائِنٌ أَصْلُهُ صَاوِنٌ, سَائِرٌ أَصْلُهُ سَايِرٌ, لِقَاءٌ أَصْلُهُ لِقَايٌ.
Apabila ada wawu atau ya’ jatuh sesudah alif zaidah, maka harus diganti hamzah, dengan syarat wau atau ya’ tersebut berada pada ‘Ain Fi’il kalimah bentuk Isim Fail, atau berada pada akhir kalimah bentuk masdar. Contoh: صَائِنٌ asalnya صَاوِنٌ dan سَائِرٌ asalnya سَايِرٌ dan لِقَاءٌ asalnya لِقَايٌ
Praktek I’lal:
صَائِنٌ
صَائِنٌ asalnya صَاوِنٌ ikut pada wazan فَاعِلٌ . wawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi صَائِنٌ
سَائِرٌ
سَائِرٌ asalnya سَايِرٌ ikut pada wazan فَاعِلٌ . Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi سَائِرٌ
عَطَاءٌ
عَطَاءٌ asalnya عَطَاوٌ ikut pada wazan فَعَالٌ wawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi عَطَاءٌ .
لِقَاءٌ
لِقَاءٌ asalnya لِقَايٌ ikut pada wazan فِعَالٌ Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi لِقَاءٌ . 

KAIDAH KE 4
إِذَا اجْتَمَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ وَسَبَقَتْ اِحْدَاهُمَا بِالسُّكُوْنِ اُبْدِلَتِ الْوَاوُ يَاءً وَاُدْغِمَتِ الْيَاءُ اْلأُوْلَى فِي الثَّانِيَّةِ نَحْوُ مَيِّتٌ أَصْلُهُ مَيْوِتٌ وَمَرْمِيٌّ أَصْلُهُ مَرْمُوْيٌ.
Apabila wau dan ya’ berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya didahului dengan sukun, maka wau diganti ya’. Kemudian ya’ yang pertama di-idgham-kan pada ya’ yang kedua. Contoh lafadz مَيِّتٌ asalnya adalah مَيْوِتٌ dan مَرْمِيٌّ asalanya adalah مَرْمُوْيٌ 
Praktek I’lal:
مَيِّتٌ
مَيِّتٌ asalnya مَيْوِتٌ mengikuti wazan فَيْعِلٌ . wau diganti ya’ karena berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya didahului dengan sukun, maka menjadi مَيْيِتٌ. Kemudian ya’ yang pertama di-idghamkan pada ya’ yang kedua karena satu jenis, maka menjadi مَيِّتٌ
مَرْمِيٌّ
مَرْمِيٌّ asalnya مَرْمُوْيٌ mengikuti wazan مَفْعُوْلٌ . wau diganti ya’ karena berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya didahului dengan sukun, maka menjadi مَرْمُيْيٌ. Kemudian ya’ yang pertama di-idghamkan pada ya’ yang kedua karena satu jenis, maka menjadi مَرْمِيٌّ
KAIDAH KE 5
إِذَا تَطَرَّفَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ وَكَانَتَا مَضْمُوْمَةً اُسْكِنَتَا نَحْوُ يَغْزُوْا أَصْلُهُ يَغْزُوُ وَيَرْمِيْ أَصْلُهُ يَرْمِيُ
Apabila Wau atau Ya’ menempati ujung akhir kalimah, dan ber-harakah dhammah, maka disukunkan. Contoh: يَغْزُوْا asalnya يَغْزُوُ dan يَرْمِيْ asalnya يَرْمِيُ 
Praktek I’lal:
يَغْزُوْ
يَغْزُوْ asalnya يَغْزُوُ mengikuti wazan يَفْعُلُ . Wau di ujung akhir kalimah ber-harakah dhammah, maka disukunkan menjadi يَغْزُوْ.
يَرْمِيْ
يَرْمِيْ asalnya يَرْمِيُ mengikuti wazan يَفْعُلُ . Ya’ di ujung akhir kalimah ber-harkah dhammah, maka disukunkan menjadi يَرْمِيْ.
Perhatian:
غَازٍ
غَازٍ asalnya غَازِوٌ mengikuti wazan فَاعِلٌ . Wau diganti Ya’, karena jatuh sesudah harakah kasrah, maka menjadi غَازِيٌ, kemudan Ya’ disukunkan karena beratnya harkah dhammah atas Ya’ maka menjadi غَازٍيْ, kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka menjadi غَازٍ
سَارٍ
سَارٍ asalnya سَارِيٌ mengikuti wazan فَاعِلٌ . Ya’ disukunkan karena beratnya harakah dhammah atas Ya’ maka menjadi سَارٍيْ, kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka menjadi سَارٍ
اَوَاقٍ
اَوَاقٍ asalnya وَوَاقِيُ mengikuti wazan فَوَاعِلُ wau pada fa’ fi’il diganti Hamzah, karena kedua wau berkumpul dalam satu kalimah, maka menjadi اَوَاقِيْ. Kemudian Ya’ dibuang untuk meringankannya, maka menjadi اَوَاقِ. Dan didatangkanlah tanwin sebagai pengganti dari Ya’ yang dibuang, maka menjadi اَوَاقٍ.

KAIDEAH KE 6
اِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ رَابِعَةً فَصَاعِدًا فِي الطَّرْفِ وَلَمْ يَكُنْ مَا قَبْلَهَا مَضْمُوْمًا أُبْدِلَتِ الْوَاوُ يَاءً نَحْوُ يُزَكِّيْ أَصْلُهُ يُزَكِّوُ وَ يُعَاطِيْ أَصْلُهُ يُعَاطِوُ
Apabila wau menempati ujung akhir kalimah empat huruf atau lebih, dan sebelum wau tidak ada huruf yang didhammahkan, maka wau tsb diganti ya’. Contoh: يُزَكِّيْ asalnya يُزَكِّوُ dan يُعَاطِيْ asalnya يُعَاطِوُ.
Praktek I’lal:
يُزَكِّيْ
يُزَكِّيْ asalnya يُزَكِّوُ mengikuti wazan يُفَعِّلُ wau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi يُزَكِّيْ
يُعَاطِيْ
يُعَاطِيْ asalnya يُعَاطِوُ mengikuti wazan يُفَاعِلُ wau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi يُعَاطِيْ
Perhatian:
مَعْطًى
مَعْطًى asalnya مُعْطَوًا ikut wazan مًفْعَلاً . wau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi مُعْطَيًاkemudian ya’ diganti alif karena berharkah jatuh sesudah harkah fathah, maka menjadiمُعْطًىاْ kemudian alif dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Alif dan Tanwin, maka menjadi مَعْطًى

KAIDAH KE 7
اِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ بَيْنَ الْفَتْحَةِ وَالْكَسْرَةِ الْمُحَقَّقَةِ وَقَبْلَهَا حَرْفُ الْمُضَارَعَةِ تُحْذَفْ نَحْوُ يَعِدُ أَصْلُهُ يَوْعِدُ و يَئِدُ أَصْلُهُ يَوْئِدُ 
Apabila wau ada diantara harkah fathah dan kasrah nyata, dan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka wau tersebut dibuang. Contoh: يَعِدُ asalnya يَوْعِدُ dan يَئِدُ asalnya يَوْئِدُ
Praktek I’lal:
يَعِدُ 
يَعِدُ asalnya يَوْعِدُ mengikuti wazan يَفَعِلُ . wau dibuang karena ada diantara fathah dan kasrah nyata dan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi يَعِدُ
يَضَعُ 
يَضَعُ asalnya يَوْضِعُ mengikuti wazan يَفَعِلُ . wau dibuang karena ada diantara fathah dan kasrah nyata dan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi يَضِعُ. Kemudian Dhad-nya difathahkan untuk meringankan huruf ithbaq juga huruf Halaq yaitu ‘Ain, maka menjadi يَضَعُ
Perhatian:
  • Huruf Mudhara’ah : أ – ن – ي – ت
  • Huruf Halaq : أ – ح – خ – ع – غ – هـ
  • Huruf Ithbaq : ص – ض – ط – ظ

KAIDAH KE 8
إذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ بَعْدَ كَسْرَة فِيْ اسْمٍ أوْ فِعْلٍ أُبْدِلَتْ يَاءً نَحْوُ يُزَكِّيْ أَصْلُهُ يُزَكِّوُ وَ غَازٍ أَصْلُهُ غَازِوٌ
Bilmana ada Wau jatuh setelah harkah Kasrah dalam Kalimah Isim atau Kalimah Fi’il, maka Wau tersebut harus diganti Ya’. Contoh: يُزَكِّيْ asalnya يُزَكِّوُ dan غَازٍ asalnya غَازِوٌ
Praktek I’lal:
يُزَكِّيْ
يُزَكِّيْ asalnya يُزَكِّوُ ikut wazan يُفَعِّلُ , wau diganti Ya’ karena jatuh sesudah harkah kasrah, maka menjadi يُزَكِّيْ
غَازِ
غَازِ asalnya غَازِوٌ (praktek I’lalnya telah disebut pada Kaidah I’lal ke 5)


KAIDAH KE 9
إذَا لَقِيَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ السَّاكِنَتَانِ بحَرْفٍ سَاكِنٍ آخَرَ حُذِفَتَا بَعْدَ اَنْ نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمَا اِلَى مَا قَبْلَهُمَا نَحْوُ صُنْ أَصْلُهُ أُصْوُنْ وَ سِرْ أَصْلُهُ اِسْيِرْ.
Bilamana ada Wau atau Ya’ sukun, bertemu dengan husuf sukun lainnya, maka Wau tau Ya’ tersebut dibuang, ini setelah memindahkan harakah keduanya (Wau atau Ya’) kepada huruf sebelumnya (lihat kaidah I’lal ke 2). Contoh: صُنْ asalnya أُصْوُنْ dan سِرْ asalnya اِسْيِرْ
Praktek I’lal:
صُنْ
صُنْ asalnya أُصْوُنْ mengikuti wazan اُفْعُلْ, harkah Wau dipindah ke huruf sebelumnya, karena Wau berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih mati/sukun (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak beratnya mengucapkan, maka menjadi اُصُوْنْ, maka Wau dibuang untuk menolak bertemunya dua mati/sukun, maka menjadi اُصُنْ, kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi صُنْ
سِرْ
سِرْ asalnya اِسْيِرْ mengikuti wazan اِفْعِلْ, harkah Ya’ dipindah ke huruf sebelumnya, karena Ya’ berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih mati/sukun (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak beratnya mengucapkan, maka menjadi اِسِيْرْ, maka Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati/sukun, maka menjadi اِسِرْ, kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi سِرْ

KAIDAH KE 10
ِاِذَا اجْتَمَعَ فِيْ كَلِمَةٍ حَرْفَانِ مِنْ جِنْسٍ وَاحِدٍ أَوْ مُتَقَارِبَانِ فِي الْمَخْرَجِ يُدْغِم اْلأَوَّلُ فِي الثَّانِيْ بَعْدَ جَعْلِ الْمُتَقَارِبَيْن مِثْلَ الثَّانِيْ لِثَقْلِ الْمُكَرَّرِ نَحْوُ مَدَّ أصْلُهُ مَدَدَ وَ مُدِّ أَصْلُهُ اُمْدُدْ وَ اتَّصَلَ أَصْلُهُ اِوْتَصَلَ
Bilamana ada dua huruf sejenis atau hampir sama makhrajnya berkumpul dalam satu kalimah, maka huruf yang pertama harus di-idghamkan pada huruf yang kedua,–ini setelah menjadikan huruf yang hampir sama makhrajnya serupa dengan huruf yg kedua (lihat kaidah i’lal ke 18 insyaallah)–, karena beratnya pengulangan/memilah-milahnya. contoh مَدَّ asalnya مَدَدَ dan مُدِّ asalnya اُمْدُدْ, dan اتَّصَلَ asalnya اِوْتَصَلَ.
Praktek I’lal:
مَدَّ
مَدَّ asalnya مَدَدَ ikut pada wazan فَعَلَ, huruf dal yang pertama disukunkan untuk melaksanakan syarat Idgham, maka menjadi مَدْدَ, kemudian huruf Dal yang pertama di-idgamkan pada huruf Dal yang kedua, maka menjadi مَدَّ
مُدِّ/مُدَّ/مُدُّ
مُدِّ/مُدَّ/مُدُّ asalnya اُمْدُدْ mengikuti wazan اُفْعُلْ, harkah Dal yang pertama dipindah pada huruf sebelumnya untuk melaksanakan syarat Idgham, maka menjadi اُمُدْدْ, bertemu dua huruf mati/sukun yaitu kedua Dal, maka Dal yang kedua diberi harkah untuk menolak bertemunya dua mati/sukun, baik diberi harkah kasrah karena kaidah; “apabilah ada huruf mati mau diberi harkah, berilah harkah kasrah”. atau diberi harkah fathah karena ia paling ringannya harkah. atau diberi harkah dhammah, karena mengikuti harkah ‘Ain fi’il pada fi’il mudhari’nya, maka menjadi اُمُدْدِ/اُمُدْدَ/اُمُدْدُ, kemudian Dal yang pertama di-idgham-kan pada Dal yg kedua maka menjadi اُمُدِّ/اُمُدَّ/اُمُدُّ, kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena sudah tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi مُدِّ/مُدَّ/مُدُّ.

اتَّصَلَ
Praktek I’lal untuk lafazh اتَّصَلَ ada pada Kaidah I’lal ke 18, InsyaAllah. tunggu update.

KAIDAH KE 11
الْهَمْزَتَانِ اِذَا الْتَقَتَا فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ ثَانِيَتُهُمَا سَاكِنَةٌ وَجَبَ اِبْدَالُ الثّانِيَةِ بِحَرْفٍ نَاسَبَ اِلَى حَرْكَةِ اْلأُوْلَىْ نَحْوُ آمَنَ اَصْلُهُ أَأْمَنَ وَ أُوْمُلْ اَصْلُهُ أُؤْمُلْ وَ اِيْدِمْ اَصْلُهُ إِئْدِمْ.
Bilamana terdapat dua huruf Hamzah berkumpul sejajar dalam satu kalimah, yang nomor dua sukun, maka huruf hamzah ini harus diganti dengan huruf yang sesuai dengan harakah Hamzah yang pertama. contoh آمن asalnya أأمن dan أومل asalnya أؤمل.
Praktek I’lal:
آمَنَ
َآمَن asalnya أَأْمَنَ mengikuti wazan أَفْعَلَ; berkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti alif, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah fathah. maka menjadi آمَنَ
أُوْمُلْ
ْأُوْمُل asalnya أُؤْمُل mengikuti wazan أُفْعُلْ; berkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti wau, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah dhammah. maka menjadi أُوْمُل
اِيْدِمْ
ْاِيْدِم asalnya إئْدِم mengikuti wazan اِفْعِلْ berkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti Ya’, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah kasrah. maka menjadi اِيْدِم.
خُذْ
خُذْ asalnya أُأْخُذ mengikuti wazan أُفْعُلْ; berkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti wau, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah dhammah. maka menjadi أُوْخُذ kemudian wau-nya dibuang untuk meringankan ucapan, maka menjadai أُخُذ selanjutnya hamzah-nya dibuang karena sudah tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi خُذْ
Perhatian :
Wau pada lafazh أُوْخُذ dibuang untuk meringankan ucapan, sedangkan pada lafazh أُوْمُل cukup tanpa membuang wau, karena menjaga dari keserupaan dengan fi’il amar-nya lafazh مَالَ – يَمُوْلُ – مُلْ .

KAIDAH KE 12
إِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ السَّاكِنَتَيْنِ لاَ تُبْدَلاَنِ آلِفًا إِلاَّ إِذَا كَانَ سُكُوْنُهُمَا غَيْرَ أَصْلِيٍّ بِأَنْ نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمُا اِلَى مَا قَبْلَهُمَا نَحْوُ أَجَابَ أَصْلُهُ أَجْوَبَ وَ أَبَانَ أَصْلُهُ أَبْيَنَ.
Wau atau ya’ yang sukun, keduanya tidak boleh diganti Alif, kecuali jika sukunnya tidak asli –dengan sebab pergantian harkat keduanya pada huruf sebelumnya– (lihat kaidah ilal ke 2). Contoh: أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ dan أَبَانَ asalnya أَبْيَنَ.
Praktek I’lal:
أَجَابَ
أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ mengikuti wazan أَفْعَلَ harkah wau dipindah pada huruf sebelumnya karena ia berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun, karena beratnya mengucapkan, maka menjadi أَجَوْبَ (lihat kaidah I’lal ke 2). Kemudian wau diganti alif, karena asalnya wau berharkah dan sekarang ia jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah I’lal ke 1). Maka menjadi أَجَابَ.
أَبَانَ
أَبَانَ asalnya أَبْيَنَ mengikuti wazan أَفْعَلَ harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena ia berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun, karena beratnya mengucapkan, maka menjadi أَبَيَْنَ (lihat kaidah I’lal ke 2). Kemudian Ya’ diganti Alif, karena asalnya Ya’ berharkah dan sekarang ia jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah I’lal ke 1). Maka menjadi أَبَانَ.

KAIDAH KE 13
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ طَرْفًا بَعْدَ ضَمٍّ فِيْ اسْمٍ مُتَمَكِّنٍ فِي اْلأَصْلِ أُبْدِلَتْ يَاءً فَقُلِبَتِ الضَّمَّةُ كَسْرَةً بَعْدَ تَبْدِيْلِ الْوَاوِ يَاءً نَحْوُ تَعَاطِيًا أَصْلُهُ تَعَاطُوًا وَ تَعَدِّيًا أَصْلُهُ تَعَدُّوًا.
Bilamana ada wau berada di akhir kalimah jatuh sesudah harkah dhammah didalam asal kalimah Isim yang Mutamakkin (bisa menerima tanwin), maka wau tsb diganti ya’, kemudian setelah itu harkah dhammah diganti kasrah. Contoh: تَعَاطِيًا asalnya تَعَاطُوًا dan تَعَدِّيًا asalnya تَعَدُّوًا.
Praktek I’lal:
تَعَاطِيًا
تَعَاطِيًا asalnya تَعَاطُوًا mengikuti wazan تَفَاعُلاً wau diganti ya’ karena berada di akhir kalimah Isim Mutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah, maka menjadi تَعَاطُيًًا kemudian huruf Tha’nya dikasrahkan untuk memantaskan Ya’. Maka menjadi تَعَاطِيًا.
تَعَدِّيًا
تَعَدِّيًا asalnya تَعَدُّوًا mengikuti wazan تَفَاعُلاً wau diganti ya’ karena berada di akhir kalimah Isim Mutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah, maka menjadi تَعَدُّيًًا kemudian huruf Dal’nya dikasrahkan untuk memantaskan Ya’. Maka menjadi تَعَدِّيًا.

KAIDAH KE 14
إِذَا كَانَتِ الْيَاءُ سَاكِنَةً وَكَانَ مَا قَبْلَهَا مَضْمُوْمًا أُبْدِلَتْ وَاوًا نَحْوُ يُوْسِرُ أَصْلُهُ يُيْسِرُ وَ مُوْسِرٌ أَصْلُهُ مُيْسِرٌ
Bilamana terdapat Ya’ sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan maka ya’ tersebut harus diganti wau. contoh: يُوْسِرُ asalnya يُيْسِرُ dan مُوْسِرٌ asalnya مُيْسِرٌ
Praktek I’lal:
يُوْسِرُ
يُوْسِرُ asalnya يُيْسِرُ mengikuti wazan يُفْعِلُ ya’ yang nomor dua diganti wau karena ia sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan, maka menjadi يُوْسِرُ.
مُوْسِرٌ
مُوْسِرٌ asalnya مُيْسِرٌ mengikuti wazan مُفْعِلٌ  ya’ diganti wau karena ia sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan, maka menjadi مُوْسِرٌ.

KAIDAH KE 15
إِنَّ اسْمَ الْمَفْعُوْلِ إذَا كَانََََ مِنْ مُعْتَلِّ الْعَيْنِ وَجَبَ حَذْفُ وَاوٍ الْمَفْعُوْلِ مِنْهُ عِنْدَ سِيْبَوَيْهِ  نَحْوُ مَصُوْنٌ أَصْلُهُ مَصْوُوْنٌ وَ مَسِيْرٌ أَصْلُهُ مَسْيُوْرٌ
Sesungguhnya Isim Maf’ul bilamana ia terbuat dari Fi’il Mu’tal ‘Ain (Bina’ Ajwaf) maka wajib membuang wau maf’ulnya menurut Imam Syibawaihi (menurut Imam lain yg dibuang adalah Ain Fi’ilnya). contoh: مَصُوْنٌ  asalnya مَصْوُوْنٌ  dan مَسِيْرٌ  asalnya مَسْيُوْرٌ
Praktek I’lal:
مَصُوْنٌ
مَصُوْنٌ  asalnya مَصْوُوْنٌ  mengikuti wazan مَفْعُوْلٌ harkah wau dipindah pada huruf sebelumnya karena ia berharkah dan sebelum ada huruf shahih mati untuk menolak berat maka menjadi مَصُوْوْنٌ (lihat i’lal ke 2), kemudian bertemu dua huruf mati (dua wau) untuk menolak beratnya mengucapkan maka wau maf’ulnya dibuang (menurut Imam Sibawaehi) maka menjadi مَصُوْنٌ  .
مَسِيْرٌ
مَسِيْرٌ  asalnya مَسْيُوْرٌ mengikuti wazan مَفْعُوْلٌ harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena ia berharkah dan sebelum ada huruf shahih mati untuk menolak berat maka menjadi مَسُيْوْرٌ (lihat i’lal ke 2), kemudian bertemu dua huruf mati (ya’ dan wau) untuk menolak beratnya mengucapkan maka wau maf’ulnya dibuang (menurut Imam Sibawaehi)maka menjadi مَسِيْرٌ  .

KAIDAH KE 16
إِذَا كَانَ الْفَاءُ اِفْتَعَلَ صَادًا أَوْ ضَادًا أَوْ طَاءً أَوْ ظَاءً قُلِبَتْ تَاؤُهُ طَاءً لِتَعَسُّرِ النَّطْقِ بِهَا بَعْدَ هَذِهِ الْحُرُوْفِ وَإِنَّمَا تُقْلَبُ التَّاءُ بِالطَّاءِ لِقُرْبِهِمَا مَخْرَجًا نَحْوُ اِصْطَلَحَ أَصْلُهُ اِصْتَلَحَ وَ اِضْطَرَبَ أَصْلُهُ اِضْتَرَبَ.
Bilamana Fa’ Fi’il kalimah wazan اِفْتَعَلَ berupa huruf Shad, atau Dhad, atau Tha’, atau Zha’ (huruf Ithbaq), maka huruf Ta’ yg jatuh sesudah huruf Ithbaq tersebut harus diganti Tha’, demi mudahnya mengucapkannya. Digantinya Ta’ dengan Tha’ karena dekatnya makhraj keduanya. contoh: اِصْطَلَحَ  asalnya اِصْتَلَحَ  dan اِضْطَرَبَ  asalnya اِضْتَرَبَ
Praktek I’lal:
اِصْطَلَحَ
اِصْطَلَحَ asalnya اِصْتَلَحَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Ta’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِصْطَلَحَ.
اِضْطَرَبَ
اِضْطَرَبَ asalnya اِضْتَرَبَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Ta’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِضْطَرَبَ.
اِطَّرَدَ
اِطَّرَدَ asalnya اِطْتَرَدَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Ta’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِطْطَرَدَ kemudian Tha’ pertama di-idghamkan karena dua huruf sejenis, maka menjadi اِطَّرَدَ.
اِظَّهَرَ
اِظَّهَرَ  asalnya اِظتَهَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Ta’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِظطَهَرَ kemudian Tha’ diganti Zha’ karena sama-sama huruf isti’la’, maka menjadi اِظْظَهَرَ kemudian Zha’ pertama di-idghamkan karena dua huruf sejenis, maka menjadi اِظَّهَرَ.

KAIDAH KE 17
إِذَا كَانَ فَاءُ اِفْتَعَلَ دَالاً أوْ ذَالاً أوْ زَايًا قُلِبَتْ تَاؤُهُ دَالاً لِعُسْرِالنُّطْقِ بِهَا بَعْدَ هَذِهِ الْحُرُوْفِ وَإنَّمَا تُقْلَبُ التَّاءُ بِالدَّالِ لِقُرْبِهِمَا مَخْرَجًا نَحْوُ اِدَّرَأَ أَصْلُهُ اِدْتَرَأَ وَ اِذَّكَرَ أَصْلُهُ اِذْتَكَرَ وَ اِزْدَجَرَ أَصْلُهُ اِزْتَجَرَ.
Bilamana Fa’ Fi’il wazan berupa huruf Dal, atau Dzal, atau Zay, maka huruf Ta’ (Ta’ zaidah wazan اِفْتَعَلَ ) yang jatuh sesudah huruf-huruf tersebut harus diganti Dal, demi mudahnya mengucapkannya. Digantinya Ta’ dengan Dal’ karena dekatnya makhraj keduanya. contoh: اِدَّرَأَ asalnya اِدْتَرَأَ dan اِذَّكَرَ asalnya اِذْتَكَرَ dan اِزْدَجَرَ asalnya اِزْتَجَرَ.
Praktek I’lal:
اِدَّرَأَ
اِدَّرَأَ asalnya اِدْتَرَأَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Ta’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf Ta’ yang jatuh susudah huruf Dal dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِدْدَرَأَ. kemudian dal yang pertama di-idghamkan pada dal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi اِدَّرَأَ.
اِذَّكَرَ
اِذَّكَرَ asalnya اِذْتَكَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Ta’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf Ta’ yang jatuh susudah huruf Dal dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِذْدَكَرَ.kemudian Huruf Dal diganti Dzal kerena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِذْذَكَرَ kemudian dzal yang pertama di-idghamkan pada dzal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi اِذَّكَرَ. (juga boleh dibaca Dal dengan di-i’lal sbb: kemudian Huruf Dzal diganti Dal kerena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِدْدَكَرَ kemudian dal yang pertama di-idghamkan pada dal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi اِدَّكَرَ.)
اِزْدَجَرَ
اِزْدَجَرَ asalnya اِزْتَجَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Ta’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf Ta’ yang jatuh susudah huruf Zay dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اِزْدَجَرَ.

KAIDAH KE 18
إِذَا كَانَ فَاءُ اِفْتَعَلَ وَاوًا أوْ يَاءً أوْ ثَاءً قُلِبَتْ فَاؤُهُ تَاءً لِعُسْرِالنُّطْقِ بِحَرْفِ اللَّيْنِ السَّاكِنِِ لِمَا بَيْنَهُمَا مِنْ مُقَارَبَةِ الْمَخْرَجِ وَمُنَافَاةِ الْوَصْفِ ِلأَنَّ حَرْفَ اللَّيْنِ مَجْهُوْرَةٌ وَالتَّاءُ مَهْمُوْسَةٌ  نَحْوُ اِتَّصَلَ أَصْلُهُ اِوْتَصَلَ وَ اِتَّسَرَ أَصْلُهُ اِوْتَسَرَ وَ اِتَّغَرَ أَصْلُهُ اِثْتَغَرَ. (مُهِمَةٌ) وَإنْ كَانَتْ ثَاءً يَجُوْزُ قُلْبُ تَاءِ اِفْتَعَلَ ثَاءً ِلاتِّحَادِهِمَا فِي الْمَهْمُوْسِيَّةِ نَحْوُ اِثَّغَرَ أَصْلُهُ اِثْتَغَرَ.
Bilamana Fa’ Fi’il wazan اِفْتَعَلَ berupa huruf wau, atau Ya’, atau Tsa’, maka huruf Fa’ Fi’ilnya tersebut harus diganti Ta’ karena sukarnya mengucapkah huruf “Layn” (لَيْن) sukun dengan huruf yang diantara keduanya termasuk berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf “layin” (و – ي) bersifat Jahr sedangkan huruf Ta’ bersifat Hams. Contoh: اِتَّصَلَ asalnya اِوْتَصَلَ dan اِتَّسَرَ asalnya اِوْتَسَرَ dan اِتَّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ. (penting) dan apabila Fa’ Fi’il-nya tsb berupa huruf Tsa’, boleh mengganti Ta’nya wazan اِفْتَعَلَ dengan Tsa’, karena keduanya sama-sama bersifat Hams. contoh: اِثَّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ.

Praktek I’lal:
اِتَّصَلَ
اِتَّصَلَ asalnya اِوْتَصَلَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Wau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf Layn sukun dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat Jahr dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi اِتْتَصَلَ kemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّصَلَ.
اِتَّسَرَ
اِتَّسَرَ asalnya اِوْتَسَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Wau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf Layn sukun dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat Jahr dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi اِتْتَسَرَ kemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّسَرَ.
اِتَّغَرَ
اِتَّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ huruf Tsa’ diganti Ta’ karena sama-sama bersifat Hams, maka menjadi اِتْتَغَرَ kemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّغَرَ
Dan boleh juga dibaca Tsa’ اِثَّّّّّغَرَ dengan Praktek I’lal sbb:
اِثَّّّّّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ huruf Ta’ diganti Tsa’ karena sama-sama bersifat Hams, maka menjadi اِثْثَغَرَ kemudian Tsa’ pertama di-idghamkan pada Tsa’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّغَرَ

Penting untuk diketahui:
اِتَّخَذَ
اِتَّخَذَ asalnya اِئْتَخَذَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ huruf Hamzah yang kedua diganti Ya’ karena ia sukun dan sebelumnya ada huruf berharkah kasrah, maka menjadi اِيْتَخَذَ kemudian huruf Ya’ diganti Ta’ (tanpa mengikuti kias*) maka menjadi اِتَّخَذَ.
Pergantian Ya’ dengan Ta’ tidak mengikuti Qias yakni termasuk dari perihal Syadz.

KAIDAH KE 19
إذَا كَانَ فَاءُ تَفَعَّلَ وَتَفَاعَلَ تَاءً أَوْ ثَاءً أوْ دَالاً أوْ ذَالاَ أَوْ زَايًا أوْ سِيْنًا أَوْ شِيْنًا أَوْ صَادًا أَوْ ضَادًا أَوْ طَاءً أَوْ ظَاءً يَجُوْزُ قَلْبُ تَائِهِمَا بِمَا يُقَارِبُهُ فِِي الْمَخْرَجِ ثُمَّ أُدْغِمَتِ اْلاُوْلَى فِي الثَّانِيَّةِ بَعْدَ جَعْلِ أَوَّلِ الْمُتَقَارِبَيْنِ مِثْلَ الثَّانِيْ لِلْمُجَانَسَةِ مَعَ اجْتِلاَبِ هَمْزَةِ الْوَصْلِ لِيُمْكِنَ اْلاِبْتِدَاءُ بِالسَّاكِنِ نَحْوُ اِتَّرَسِ أّصْلُهُ تَتَرَّسَ وَاِثَّاقَلَ أّصْلُهُ تَثَاقَلَ وَاِدَّثَّرَ أّصْلُهُ تَدَثَّرَ واِذَّكَّرَ أّصْلُهُ تَذَكَّرَ وَاِزَّجَّرَ أّصْلُهُ تَزَجَّرَ وَاِسَّمَّعَ أّصْلُهُ تَسَمَّعَ وَاِشَّقَّقَ أصله تَشَقَّقَ وَ اِصَّدَّقَ أّصْلُهُ تَصَدَّقَ وَاِضَّرَّعَ أّصْلُهُ تَضَرَّعَ وَاِظَّهَّرَ أّصْلُهُ تَظَهَّرَ وَاِطَّاهَرَ أّصْلُهُ تَطَاهَرَ.
Bilamana Fa’ Fi’il wazan تَفَعَّلَ dan تَفَاعَلَ berupa huruf ت، ث، د، ذ، ز، س, ش, ص، ض, ط, ظ، maka boleh Ta’ dari kedua wazan tersebut diganti dengan huruf yang mendekati dalam Makhrajnya, kemudian huruf yang pertama di-idghamkan pada huruf yang kedua, demikian ini setelah huruf yang pertama dari kedua huruf yang berdekatan makhrajnya tersebut, dijadikan serupa dengan huruf yang kedua. berikut memasang Hamzah Washal agar memungkinkan permulaan dengan huruf mati. contoh: اِتَّرَسِ asalnya  تَتَرَّسَ dan اِثَّاقَلَ asalnya تَثَاقَلَ dan اِدَّثَّرَ asalnya تَدَثَّرَ dan ذَّكَّرَ  asalnya تَذَكَّرَ dan اِزَّجَّرَ asalnya تَزَجَّرَ dan اِسَّمَّعَ asalnya تَسَمَّعَ dan اِشَّقَّقَ  asalnya تَشَقَّقَ dan اِصَّدَّقَ asalnya تَصَدَّقَ dan اِضَّرَّعَ asalnya تَضَرَّعَ  dan اِظَّهَّرَ asalnya تَظَهَّرَ dan اِطَّاهَرَ asalnya تَطَاهَرَ .

Praktek I’lal :
اِتَّرَسَ
اِتَّرَسَ  asalnya تَتَرَّسَ mengikuti wazan تَفَعَّلَ huruf Ta’ yang pertama disukunkan sebagai sebab syarat idgham maka menjadi تْتَرَّسَ maka Ta’ yang pertama di-idghamkan pada Ta’ yang kedua karena dua huruf sejenis, berikut mendatangkan Hamzah di permulaannya agar memungkinkan permulaan dengan huruf mati. Maka menjadi اِتَّرَسَ
اِثَّاقَلَ
اِثَّاقَلَ asalnya تَثَاقَلَ mengikuti wazan تَفَاعَلَ huruf Ta’ diganti Tsa’ karena berdekatan Makhrojnyamaka menjadi ثَثَاقَلَ kemudian huruf Tsa’ yang pertama disukunkan sebagai sebab syarat idgham maka menjadi ثَثَاقَلَ maka Tsa’ yang pertama di-idghamkan pada Tsa’ yang kedua karena dua huruf sejenis, berikut mendatangkan Hamzah di permulaannya agar memungkinkan permulaan dengan huruf mati. Maka menjadi اِثَّاقَلَ
Perhatian :
I’lal dalam Kaidah ke 19 ini cuma bersifat Jaiz atau boleh, bukan suatu ketentuan musti. Sebagai pengalaman bagi kita, karena ini jarang ditemukan. dan yang banyak digunakan adalah berupa bentuk asalnya.
ALHAMDULIILAH TAMAT.

TERJEMAH KITAB DURROTUL YATIMAH



Terjemah durrotul yatimah
بسم الله الـــــــــــــــــرّحمن الرّحيم
مقدمة

 (  حمدا لمن شرّفنا بالمصطفى  *  وباللـــــــسان الــــعربى أشعفا  )

*Kiyai nadim pertama kali mengarang kitab memuji kepada Alloh yaitu dzat yang memberi kemulyaan kepadanya dengan lantaran nabi yang terpilih yaitu  nabi Muhammad Saw
 (  ثمّ على أفصح خلــــــق الله  *  وأله أزكــــــى صـــــــــلاة الله  )

*Kemudian sholawat serta salam Alloh semoga tetap diberikan kepada nabi yang lebih fasih-fasihnya mahluq Alloh dan keluarga beliau.

 ( يا طالبا فتح رتاج العـــــــلم  *  وقاصدا سهلا طـــــــريق الفهم  )
 ( إجنح الى النحو تجده علمــا  *  تجلو به معنى العويص المبهما  )

*wahai orang yang mengharap atas terbukanya jalannya mencari ilmu dan orang   yang menghendaki mudah jalan memeham ilmu , cintalah engkau pada ilmu nahwu (gramatika 'arob ) niscaya engkau akan menemukan pengertian yang dapat membuka arti-arti yang sukar dan masih samara.

 ( وهاك فيه درة اليتــــــيمة   *  ارجو لها حسن القــــبول قيـمة  )

*Dan bila engkau mempelajari ilmu nahwu, pelajarilah kitab durrotul yatimah (mutiara yang berharga)kami menghrap untuk diterimanya pahala bagi kitab ini.

--*--  باب الحدّ الكلام والكلمة واقسامها --*--

 (  حدّ الكلام لفظنا الـــمفيد  *  نحو اتى زيد وذا يـــــــــــــــزيد  )

*Kalam menurut ahli nahwu : lafad yang berfaidah ( mufid ) tersusun (murokab) , disengaja (wado') dan berbahasa arab. Seperti : اتى زيد وذا يزيد.
Dan kalam dengan di fatha kafnya itu sesuai dengan yg dikehendaki dalam bab ini, bila di dhommah kafnya berma'na bumi yang keras الأرض الصعبة ) ( dan bila di baca kasro kafnya berma'na luka  . ( الجرح )
 ( وحدّ كلمة فقول مفرد * وهى اسم او فعل وحرف يقصد )

*Defenisi kalimat adalah lafad yang mufrod (tidak murokab ) yang menunjukkan arti. dan kalimat dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu :
1.kalimat isim ( kata benda ) seprti : زيد و رجل
2.kalimat fi'il ( kata kerja ) seperti : ضرب ونصر
3. kalimat huruf  seperti : هل ولن ولم

 (  فاسم بتنوين وجرّ وندا * وال بلا قيد واسناد بد  )
 tanpa qoyyid ( baik berupa al ma'rifat atau al zaidah ),isnad( ال)  *Kalimat isim di tandai dengan tanwin , jer, alif lam ilaih ( mubtada', fa'il,naibul fa'il dan asma'un nawasikh).


   ( واعرف لما ضارع من فعل بلم *...................)

*Tanda bahwa fi'il tersebut fi'il mudhori' apabiladapat jatuh setelah lam لم) ( seperti : لم يضرب
dan fi'il mudhori' adalah fiil yang menyerupai isim fa'il, baik serupa dari segi lafad dan ma'na. adapun dari segi lafadz itu karena fi'il mudhori' dan isim fa'il itu cocok atas bilangan hurufnya, harokatnya dan sukunnya. Sedangkan dalam segi ma'na sama – sama mempunyai zaman hal dan istiqbal.  
*وهذا الشبه إنّما يقع بينه وبين اسم الفاعل وهو ان يكون من جهتى اللفظ والمعنى , امامن جهة اللفظ          فلأنهما متفقان على عدد الأحرف والحراكات والسكنات فيكتب على وزن كاتب ومكرم على وزن يكرم .     وامامن جهة المعنى فلأنّ كلا منهما يكون للحال والاستقبال. وباعتبارهذه المشابهة يسمّى مضارعا اى مشابها فان المضارعة معناها المشابهة .( جميع الدروس جزء 2 ص 161 )    

  (.............................* والتأ من قامت لماضيه علم )

*Tanda bahwa fi'il tersebut fi'il madi apabila dapat menerima ta'ta'nis تأ التأنيث) ( seperti : ضربت
   (والياء من خافى بهاالأمر جلا *.............................)

·     Tanda bahwa fi'il tersebut fi'il Amar apabila dapat menerima ya'muannatsah mukhotobah ياء المؤنّثة المخاطبة) ( seperti : إقرأ  وخافى الخبيثة

  (.............................* والحرف عن كل العلامات الخلا)
 
*Tanda bahwa kalimat tersebut kalimat huruf apabila sepi dari tandanya kalimat fi'il dan kalimat isim. Seperti : لم , هل , لن

--*--  باب أقسام الإعراب --*--

*I'rob menurut istilah ahli nahwu ialah berubahnya akhir kalimat dikarnakan adanya amil yang masuk , baik secara lafdzi maupun taqdiri ( kira – kira ). Seperti : جاء زيد , رايت زيدا , مررت بزيد
            جاء الفتى و رايت الفتى ومررت بالفتى
I'rob dibagi menjadi empat  :
1. rofa'                         : زيد يقوم
2. nasob           : إنّ زيد لن يقوم
3. jer                : مررت بزيد
4. jazem           : لم يضرب
  ( اقسامه رفع ونصب وهما * فى اسم وفعل ............)

*I'rob rofa' dan nasob bhsa masuk pada kalimat fi'il dan kalimat isim.
Tanda I'rob rofa' ada empat : dhommah , wawu , alif dan tsubutunnun.dan bahwasanya wawu,alif , tsubutunnun tersebut adalah gentian dari dhommah. sedangkan nasob ada lima : fathah ,alif, kasro, ya', hadfu nun.

 (....................................*.................... ثم جرّ لزما )
تخصيصه باسم وجزم ينفرد * به مضارع.....................) )  

*Irob jer khusus masuk pada kalimat isim sedangkan I'rob jazem khusus masuk pada kalimat fi'il mudhori'.
 ( ...................................*.......................واعراب يرد )
 (مقدره فى نحو عبدى والفتى    *  وغير نصب كل منقوص اتى)
 ( كاسمع اخى داعى مولك الغنى*.....................................)

*I'rob itu adakalanya muqoddar seperti I'robnya lafad عبدى dan الفتى,dan semua isim manqus selsin tingka nasob .
*Isim manqus : Isim dhohir yang akhirnya berupa ya' lazimah,dan huruf sebelum ya' dibaca kasroh . seperti : القاضى
* Isim maqsur : Isim dhohir yang akhirnya berupa alif lazimah,dan huruf sebelum alif dibaca fathah . seperti : الفتى
 * تنبيه *  isim mufrod ,jama' taksir,jama' muannasslim bila dimudhofkan pada ya' mutakallim maka huruf akhirnya harus dibaca kasroh(huruf sebelum ya' mutakallim ) dan ya' mutakallim boleh dibaca sukun dan fathah,tapi yang paling terlaku dibaca sukun.
Apabila berupa isim manqush,isim maqsur,isim tasniyah,jama' mudakar salim, maka huruf akhirnya harus dibaca sukun( huruf sebelum ya' mutakallim )dan ya' mutakallim dibaca fathah.(Al-qowaidussorfiyyah jus II)

 ( .............................* واحكم على اسم شبه حرف بالبنا )
* Hukumilah dengan hukum mabni pada isim yang serupa dengan huruf .
* Isim ada dua macam yaitu :
1. Isim mu'rob : isim yang selamat dari  syibeh(serupa) dengan huruf.baik secara lafdi seperti :مجتهد maupun taqdiri seperti : عبدى والفتى
2. Isim mabni  : isim yang serupa (serupa) dengan huruf seperti ta' (تاء )dan nun         (نون )nya lafad فى اسمى جئتنا.
* وقداشارالناظم الى قسمين بقوله فىاسمى جئتنااى وذلك كما فىاسمى قولك جئتنا وهما التاء ونا أذ الأول  على حرف والثانى على حرفين فشا به الاول الحرف الاحادىّ كباء الجرّ وشابه الثانىالحرف الثنا ئّ كما  النافية والاصل فىوضع الحروف أن يكون علىحرف واحد اوحرفىهجاء وماوضع على اكثر فعلى خلاف الاصل والاصلالاسم أن يوضع على ثلاثة فصاعدا وما وضع على اقلّ منها فعلى خلاف الاصل   فيكون شبيها بالحروف فىوضعه واستحق البناء. ( دحلان الفية ص 9 ).

 ( وفى كيدعووكيرمى ويرى  *  فالرفع مع نصب الاخير قدّر )
* Fi'il mudhori' mu'tal akhir wawu , ya'  dan alif(  ( يدعو, يرمى,  يرى maka tanda I'rob rofa' dan nasobnya contoh yang akhir (يرى ) dikira-kirakan.
 ( واظهر لنصب الاولين ...... * ....................................)

* dhohirkanlah I'rob nasobnya dua contoh yang awal ( ( يدعو , يرمى.

...........................واذف  * أخر كلّ جازما كلــــــــتقتف ) )
  
* Sedangkan semua I'rob jazem contoh diatas  ( ( يدعو, يرمى,  يرى dengan membuang huruf akhir ( huruf 'ilat). misalnya lafad يدعو menjadi لم يدع.


--*--  باب إعراب المفرد وجمع التكسير --*--

*Isim mufrod ialah isimyang tidak berupa tasniyyah, jama' ,tidak mulhaq dengan keduanya dan tidak dari asma'ul khomsah.seperti lafad رجل وفرس .
*Jama' taksir : kalimat yng berubah dari bentuk mufrodnya, baik berubah harokatnya saja,ditambah,atau dikurangi hurufnya. Seperti  :
            * َأَسَدٌ   menjadi أسُدٌ
            * صنو menjadi صنوانٌ
            * كتاب menjadi كتب

  ( وجمع تكسير كفرد يعرب * بالحركات..................)
*Jamak taksir munshorif itu di i'robi dengan beberapa harokat,seperti halnya isim mufrod yang munshorif.baik brupa I'rob Dzohiroh atau muqoddaroh.
Seperti : وجاءالرجال والأسارى جاء الفتى و زيد.
           
(.......................................* ................وبفتح يجب )  
خفضهما من كل مالا ينصرف * ……......………….))   

* I'rob jernya jama' taksir ghoiru munshorif dan isim mufrod ghoiru munshorif wajib di tandai fathah.seperti : مررت بأحمد
* isim ghoiru munshorif yaitu isim yang menyerupai fi'il dengan dua 'illat yang cabang keduanya,yang salah satu dari keduanya tersebut dikembalikan pada lafad dan ma'na, atau satu 'ilat yang menempati tempatnya dua 'ilat.
* adapun dua 'ilat yang ada pada fi'il itu ada dua perkara. 1. kembali pada lafad yaitu musytaqnya lafad fi'il dari masdar. 2. kembali pada ma'na yaitu fi'il tersebut membutukan isim ( الفاعل المسند اليه ) sedangkan yang membutukan محتاج)) itu cabang dari yang dibutuhkan ( .(محتاج إليه
( بعلــتين او بعـــــــــــلة تكن * أغنت عن اثنتين من تسع وهن )  
  ( جمع وعدل زد وزن وصفة * ركّب وأنث عجـمة ومعــــرفة )

* isim ghoiru munshorif ialah isim yang mempunyai dua 'ilat atau satu 'ilat yang menempati tempatnya dua 'ilat dari 'Ilat 9 ( sembilan ) yaitu : 1. shighot muntahal jumu' 2. udul 3. ziyadah alif dan nun 4. wazan fi'il 5. wasfiyyah 6. terkib mazji 7. ta'nis 8. ajamiyyah 9. alamiyyah.
 ( فاجعل مع الوصف ثلاث السابقة * عليه............................)
 * ilat tiga yaitu : udul , ziyadah alif dan nun ,wazan fi'Il dapat mencegah tanwin apabila bersamaan dengan wasfiyah. Seperti :

العلتان
الامثلة
وصفية   عدل مع
مثنى وثلاث
وصفية  مع   وزن فعل
احمرو احسن
زيادة الف والنون وصفية  مع
سكران وعطشان

 .......................................* ........ ثمّ افعل بها كاللاحقة ))  
فتجعل الست مع المــــــــــعرفة  * ...................................)) 
*maka gabungkanlah tiga ilat tadi ,maka kamu jadikan isim ghuiru munshorif pada 6 ilat. Yaitu udul, ziyadah alif nun,wazan fi'il ,terkib mazji,ta'nis , ajamiyah.Apabila bersamaan dengan alamiyyah .seperti :

العلتان
الامثلة
عدل مع علمية
عمر
زيادة الف نون مع علمية
عمران, حمدان, عثمان
وزن فعل مع علمية
احمد ,  يزيد
تركيب مزجى مع علمية
بعلبكّ , سيبويه
تأنيث مع علمية
طلحة , زينب
عجمية مع علمية
ابراهيم , واسماعيل

              ( .......................................* والجمع يستغنى بفرد العلة )
 ومــــــــثله مؤنـــــــــث بالالف  *.................................))  

*sighot muntahal jumu' dan alif ta'nis mempunyai satu 'ilat yang menempati tempatnya dua 'ilat.contoh : مصابيح وصحراء
 * واما وجه قيام الجمع مقام العلتين فلانّ كونه جمعا بمنزلة وهى من جهة المعنى ففيه فرعية المعنى        بالدلالة على الجمعية. وكونه اقصى بمنزلة علة أخرى وهى من جهة اللفظ ففيه فرعية اللفظ بخروجه      عن صيغ الاحاد العربية.   
 * واما وجه قيام المؤنث بما ذكر فلأنه زيادة دالّة على التأنيث لازمة لبناء ما هى فيه فلا يقال فى حمراء     حمر ولا فى حبلى حبل فالتأنيث بمنزلة علة وهى من جهة المعنى واللزوم بمنزلة علة اخرى وهى من جهة اللفـظ . ( تشويق الخلان ص 78 )   
*sighot muntahal jumu' adalah kalimat yang di jama' taksirkan setelah alif taksir ada dua huruf atau tiga huruf yang tengah mati,baik diawali mim atau tidak.

   ( .......................................* ومع إضافة وال فلتصرف )

*Isim ghoiru munshorif apabila dimudhofkan atau bertemu alif lam (ال ) maka I'rob jernya ditandai kasroh.
* تنبيه * اعلم أنّ منع الصرف اى التنوين فىالاسم الذى لاينصرف لا يختص عند الجر فقط, بل الرفع والنصب كذالك, فلا يقال ( جاء احمدٌ ) بالتنوين (ورايت احمدا ) بالتنوين. ( تقريرات )  



-*- باب الأسماء الخمسة -*-

( ورفــع خمسة من الاسمـــــاء *  بالواو ثم جـــرها بالـــــياء)  
  ( وناب عن نصب الجميع الالف* وهى اب اخ حم وذو وفـــو)

* Asma'ul khomsah ketika rofa' di tandai dengan wawu ketika jer di tandai dengan ya' dan ketika nasob ditandai dengan alif. Asmaul khomsah tersebut yaitu :. أب , أخ , حم , فو , ذو contoh : جاء ابوك , مررت بأبيك , رأيت أباك.

    * واعلم * ان ّوزن أب أخ حم عند البصريين فَعَلٌ بالتحريك ولامتها واوات فاصلها أبو واخو  وحمو.(وسيمة ص 14 )     
  ( قوله وفوك)ان الاصل فيه فم وانه يشترط فى اعرابه بالحروف مع ما مر حذف الميم (تشويق ص 60)
  (قوله ذو مال) يشترط فيه ان يكون بمعنى صاحب وخرج ما كان ذو بمعنى الذى وهو ذو الطائية.فإنه       يقدر فيه الحركات نحو جاء ذو قام ورايت ذو قام ومررت بذو قام : اى الذى قام. 
    * تنبيه * ان ذو بمعنى صاحب وزنها فُعُلٌ بالتحريك ولامها ياء ومذهب الخليل أن وزنها بالاسكان       ولامها واو فهى من باب قوّة واصله ذووٌ وقال ابن كيسان يحتمل الوزنين جميعا. اه اشمونى. وقوله من     باب قوّة اى من باب ما عينه ولامه واو بقطع النظر عن حركة الفاء. اه صبان عليه.  * فائدة *            لاتضاف ذو التى معنى صاحب الى الضمير إلاّ فى لغة قليلة .( تشويق الخلان ص 61 )

  ( والشرط فى إعربها بما سبق *  إضافة لغير ياء من نطق )
  ( كونها مفـــــــردة مكـــــــبّرة *  كــجا أخو أبيك ذا ميسّرة )

* Syarat asma'ul khomsah di I'robi dengan huruf ada 4 ( empat ):
1. Mudhof
2. Mudhof pada selain ya' mutakallim
3. Mufrod
4. Mukabbaroh ( tidak di tasghir ). Seperti : جاء اخو ابيك ذا ميسّرة

 * شُرط أن تكون مضافة فإن تجرّدت عنها أعربت بالحركات نحو وله اخ , فإن له ابا . وبنات الأخ.
 * وان يضفن لغير ياء المتكلم فإن كانت للياء المذكورة أعربت بالحركات المقدّرة كغلامى نحو إنّ هذا        أخى له تسع وتسعون نعجة- ومررت بأبى وحمى .
 * وأن تكون مفردة فلو ثنّين أعربن كما ى اعراب المثنى تقول قام ابواى ورأيت أخوىّ ومررت بحمىّ.
 * وان تكون مكبّرة فلو صغّرت أعربت بالحركات الظاهرة نحو جاء أوبى زيد ورايت أوخىّ عمرو           ومررت بخمىّ بكر, ويكتب بعد الف أوبيّ وأوخىّ بالواو. ( تشويق الخلان ص 60 )
 
- * -   باب المثنى   - * -

* Isim tasniyah : kalimat yang ditambah alif \ ya' karena ma'na tasniyyah dan nun sebagai ganti tanwin pada isim mufrod .

 ( ورفع فى كل مثنى بالألف  *  والنصب والجر بياء .......)
 * Isim tasniyyah rofa'nya ditandai dengan alif sedangkan nasob dan jernya di          tandi ya'. Contoh :     . جاء الزيدان ورايت الزَيدَين ومررت بالزيدَين                       
 ( .................................* ....................... وأضف )
 ( لاثــنين واثـنتين هذا العملا * كذا مع المضمر كلتا وكـلا  )
   * Lafadz إثــنـين dan lafad إثــنتين I'robnya di samakan dengan isim tasniyyah , begitu juga lafad كلا dan lafad كلتا tapi dengan syarat harus dimudhofkan pada dhomir. Seperti :   
نحواشترى الزيدين حلتين  * كلتا هما لاثنين وانتين " "
Dan syaratnya isim tasniyyah ada 8 ( delapan ):
1. Mufrod.
  * إعلم * أن شرط ما ثنى ثمانية شروط . الأول الإفراد فلا يثنى المثنى ولاالمجموع على حدّه ولا الجمع المتناهى ولا الجمع المؤنث السالم . ( تشويق الخلان ص 64 )
 * catatan * orang yang namanya رجلان  atau  مسلمون  , boleh di tasniyyahkan jika di I'robi dengan harokat.seperti : جاء رجلانانُ وجاء مسلمونانُ .
 * فلا تجوز تثنية المثنى ولاالجمع السالم لاستلزام ذلك إجتماع إعربَين فىكلمة واحدة , ومنهما  ما يسمى به منهما إذا أعرب إعربهما للزوم المحذور فيه, فإن أعرب بالحركات جاز تثنيته وجمعه مالم     يتجاوز خمسة احرف فنقول فى رجلان ويدان رجلانان ويدانان, لأنه لا يخرج بذلك عن نهاية زيادة الإسم  وهى سبعة احرف .( يس الفاكهى جزء 1 ص 108 )
2.Mu'rob.
* الثانى الاعراب فلا يثنى المبنى واما ذان وتان واللذان واللتان فصيغ موضوعة للاثـنين وليست من المثنى  حقيقة على الاصح عند جمهور البصريـين . ( تشويق الخلان ص 64 )
3. Tidak tersusun ( عدم التركيب )
 * الثالث عدم التركيب فلا يثنى المركب تركيبا اسنادياباتفاق ولا مزجيا على الاصح , فان اريد الدلالة على اثنين مما سمى بهما اضيف اليهما ذوا او ذوتا والمجوز من تثنية المزجى قال بعضهم يقال معديكربان وسيبويهان , وقال بعضهم بجذف عجز المختوم بويه ويثنى صدره فيقال سيبان كما يقال فى جمعه سيبون ( تشويق الخلان ص 64 ).
 * Ulama' kufah berpendapat bahwa terkib mazji itu bisa di tasniyahkan dan dijamak mudakar salimkan , adapun caranya ulam' kufah terjadi dua pendapat, yaitu : 1. mengikuti ulama' yang yang berpendapat bahwa terkib mazji itu                            I'robnya ada diakhir. Caranya dengan menambah huruf tasniyah  ( alif          dan nun ketika rofa' dan ya' dan nun ketuka nasob dan jer ).
               Contoh : جاء حضرموتان وجاءت حضرموتان .
            2. Ikut pada ulama' yang berpendapat bahwa I'robnya terkib mazji seperti                                 mudhof dan mudhof ilaih. Dan caranya menambah huruf tasniyah                setelah juz awal ( mudhof ).
                Contoh : جاء حضراموت وجاء حضروموت
 * ( قوله وعدم التركيب ) فلا يثنى المركب تركيب إسناد نحو تأبط شرا , ولايجمع اتـفاقا ولا المزجى على من جعل الإعراب فى الأخر قلت : حضرموتان وحضرموتون, او على من اعرابه اعراب المتضايفين قلنا حضراموت وحضروموت ( يس الفاكهى ج 1 ص 108 )
 * terkib mazji yang diakhiri lafad ويه maka cara mentasniyahkannya ada dua     pendapat. 1. menambah huruf tanpa membuang lafad ويه.
                     Contoh : جاء سيبويهان
                2. menambah huruf dan membuang lafad ويه.
                     Contoh:   جاء سيـبان
 * والمختوم بويه تلحقه العلامة بلاحذف وقيل بحذف عجزه . ( يس الفاكهى ج 1 ص 108 )  

 * orang yang namanya berupa terkib idhofi , cara mentasniyahkan dengan menambah huruf setelah mudof ( على الصحيح ).
 seperti: جاء ابوابكر
 * واما العلم الإضافى فانما ثنى جزؤه الاول على الصحيح ( تشويق الخلان ص 64 )
 * sedangkan menurut ulama' kufah nama yang berupa terkib idhofi boleh di tasniyahkan dan dijama'kan keduanya ( mudhof dan mudhof ilaih ).
* واما الأعلام المضافة فيستغنى بتـثنية المضاف وجمعه  وجوز الكوفيون تـثنيتهما وجمعهما فيقولون : ابو البكرَين واباء البكرينَ. ( يس الفاكهى ج 1 ص 108 )                                                         
* إذا اردت تثنية المركب المزجى اوسمى به من المركب الإسنادى او المثنى اوالجمع جئتَ قبلهما ذوا رفعا وذوى نصبا وجرّا فتقول فى سيبويه وتأبط شرا وحسنَين وعابدينَ أعلاما ذوا سيبويه وذوا تأبط شرا وذوا حسنَين وذواعابدينَ ( جميع الدروس ج 2 ص13 )                                                          

4. Nakiroh.
 *الرابع التنكير فلا يثنى العلم باقيا على علمّيته بل ينكر ثمّ يثنى مقرونا بأل  او ما يفيد فائدتها ليكون كالعوض من العلميّة .
5. Cocok dalam segi lafad
Sedangkan lafad الأبوين   yang terlaku untuk ma'na الأب   dan  الأم merupakan faidah taghlib ( mengunggulkan salah satu dan mengalahkan yang lain )
6. Cocok dalam ma'na
Maka tidak boleh mentasniyahkan lafad dengan menghendaki ma'na hakikat dan ma'na majaz seperti lafad اللسانان   yang dimaksud  lisan dan pena.
7. Mumasil ( memiliki kesamaan dalam wujud )
Lafad  قمر  dan lafad    شمس  tidak boleh di tasniyahkan, karena tidak ada kesamaan dalam wujudnya.
Syarat ini dengan syarat Ittifaq al-lafdzi tidak bisa difahami sama, karena syarat Ittifaq al-lafdzi hanya dengan mengira-ngirakan wujud keduanya sedangkan syarat mumasil dengan melihat kenyataannya.

8. 'Adamul istighna' bighoirihi ( Tasniyahnya tidak dicukupkan lafad lain )
Lafad yang tasniyahnya sudah dicukupkan lafad lain itu tidak boleh ditasniyahkan.

 Contoh :

&     lafad  سواء tidak boleh ditasniyahkan menjadi lafad  سواان. Karena tasniyahnya cukup dengan lafad  سيٌّ diucapkan lafad    سيان.
&     lafad  بعض  tidak boleh ditasniyahkan menjadi lafad بعضان  Karena tasniyahnya cukup dengan lafad  جزء diucapkan lafad    جزءان.
&     lafad  ثلاثة   tidak boleh ditasniyahkan Karena tasniyahnya cukup dengan lafad  ستة. ( Taswiqul kholan hal 64 / yasin al-faqihi hal 109 )

- * -    باب جمع المذكر السالم    - * -
* Jama' mudzakar salim : kalimat yang ditambah wawu \ ya' karena ma'na jama' dan nun sebagai ganti tanwin pada isim mufrod .
 * isim yang bisa di jama' mudzakar salim ada dua macam :
&     Isim alam  (  ( العلم.
 - alam bisa dijama' mudzakar salimkan ada 4 ( empat ) syarat :
1 . alam untuk mudzakar . ( ( علما لمذكر
            seperti lafad زيد   menjadi الزيدون  .
  * lafad زيد dan lafad زينب bila dijadikan nama perempuan , maka tidak bisa di buat jama' mudzakar salim , namun bila kedua lafad tersebut di jadikan nama orang laki laki maka bisa dijama'kan, diucapkan الزيدون dan الزينبون .
* فيشترط ايضا ان يكون لمذكر فلا يجمع هذا الجمع زينب علما لامرأة وزيد كذلك وإن كان علمين لمذكرين يجمع هذا الجمع.  ( تشويق الخلان  ص62 )
* ( قوله وزينب ) اى ونحو : زينب مما كان علما لمؤنث فإن جُعلَ علما لمذكر جُمعَ هذا الجمع              ( يس الفاكه ج1 ص 111 )
2. Alam yang berakal.(علما لعا قل )
  Alam yang tidak berakal, seperti lafad واشق ( nama anjing yang galak ) itu tidak bisa dibuat jamak mudakar salim.
Dalam yasin al-fakihi , bahwa lafad واشق itu bisa di jamak mudakar salimkan , jika di jadikan alam yang berakal.
 ( قوله وواشق ) اى ونحو واشق مما كان علما لغير عاقل فإن جعل علما لعاقل جمع هذا الجمع             ( يس الفاكه ج 1 ص 111 )
3.Alam yang tidak ada ta'ta'nis.خاليا من تاء التأنيث))
 Maka seorang laki-laki yang namanya طلحة tidak bisa dijama' mudzakar salimkan ( طلحون ), namun busa di jama' mu'annassalimkan (  . (  طلحات
 * di keculikan dari ta' ta' nis yaitu alif ta'nis seperti lafad حبلى dan lafad حمراء yang kedua lafad tersebut menjadi nama bagi orang laki-laki,maka boleh di ucapkan حبلُونَ  dengan membuang alif maqsuroh, dan َحمراوُونَ  dengan menganti alif mamdudah menjadi wawu.
* واحترز بكون التأنيث بالتاء عن التأ بالألف كحبلى وحمراء علمين لرجلين فيقال فى جمعهما الحمروون والحبلون بحذف المقصورة وقلب الممدود واوا ( تشويق الخلان ص 62 )
4. Alam yang tidak berupa terkib  ( غير تركيب )
* Alam yang berupa terkub isnadi,seperti برق نحره  atau berupa terkib mazji, seperti معديكرب itu tidak boleh dijama' mudzakar salimkan, sedang caranya menjama'kan dengan menambahkan lafad ذو , seperti : جاء ذوبرق نحره.
 * وان لا يكون مركبا تركيب اسناد كبرق نحره او مزج كمعديكرب ويقال فى جمعهما بجمع ذو فى المذكر وذات فى المؤنث فتقول جاء ذو برقنحرهز ( تشويق الخلان ).
 * sedangkan cara menjama'kan terkib mazji ada dua pendapat :
*  Mengikuti qoul ashoh ( قول الاصح)
 Yang berpendapat tidak bisa dijama'kan, caranya menambah lafad ذو
 Contoh : جاء ذو معديكرب
 *  Mengikuti Ulama' kufah ( مقابل الأصح )
 Berpendapat bahwa terkib mazji bisa dijama'kan, sedang caranya terdapat dua
 Pendapat :  * Mengikuti ulama' yang berpendapat bahwa I'robnya tarkib mazji                      itu ada di akhir ( dengan menambah huruf di akhir ) .      
                         Contoh : جاء حضرموتون
                    * Mengikuti ulama' yang berpendapat bahwa I'robnya tarkib mazji                      itu seperti mudhof dan mudhof ilaih ( dengan menambah huruf                      setelah juz awal ( mudhof ) ).
                         Contoh : جاء حضر وموت
 * sedangkan orang yang namanya terkib idhofi itu bisa dijama'kan, dan caranya dengan menambahkan huruf setelah juz awal ( mudhof )
 contoh : جاء عبدوالله , جاء ابو بكر

( untuk keterangan jama' mudzakar salim hampir sama dengan keterangan isim tasniyah , lihat bab al-mutsanna  pada syarat adamul tarkib) Ok……!!!
*    Macam yang nomer dua yaitu Sifat ( الوصف )
 - Sifat bisa di jama' mudzakar salimkan ada 6 ( enam ) syarat .
 1. Sifat untuk mudzakar.
 * seperti  مسلم( orang yang islam ) menjadi مسلمون .
2 dan 3. Sifat yang memiliki akal dan sifat yang tidak ada ta'ta'nis.
* sifat yang menunjukkan suatu perkara yang tidak berakal , maka tidak bisa dibuat jama' mudzakar salim. Seperti lafadz سابق yang menjadi sifatnya kuda yang cepat larinya.
* sifat yang ada ta'ta'nisnya tidak bisa di buat jama' mudzakar salim.seperti lafad مسلمة ( seorang wanita islam ).
&     Catatan :  sifat yang bisa menerima ta'ta'nis , seperti lafad كاتب bisa diucapkan  كاتبة , atau lafad yang menunjakkan arti tafdzil separti lafadأكمل,itu bisa dibuat jama' mudzakar salim.
 * الثانى : الصفة لمذكر عاقل, بشرط ان تكون خالية ً من التأ نيث, صالحة ً لدخولها , او للدلالة على التفضيل, مثل ( علم وكاتب وأفضل وأكمل ).
    فعالمٌ وكاتب : خاليان من التاء , صالحان لقبولها فتقول ( عالمة وكاتبة ) وأفضل وأكمل : خاليان من التاء غير صالحين لدخولها, لكنهما اسما تفضيل. والصفة لا تجمع هذا الجمع إلاّ بشرط أن تخلو من تاء التأنيث :فإن خلت منها يشترط فيها احد أمرَين : إما ان تقبل التاء وإما ان تكون إسم تفضيل. فإن لم تقبلها ولم تكن دالة ً على التفضيل لا تجمع هذا الجمع. ( جميع الدروس ج2 ص 17 )
4 dan 5. Sifat yang tidak mengikuti wazan أ فعَلَ yang mu'annasnya ikut wazan فعلاءَ                dan Sifat yang tidak mengikuti wazan فعَلا نَ yang mu'annasnya ikut              wazan فعلىَ .
 *وكل ما كان من باب( أفعل فعلان ) مثل : أحمر وحمراء ( 1 ) اى : بان يكون الوصف على وزن
 ( أفعل), ومؤنثه على وزن( فعلاء) وما كان كذلك فلا يجمع جمع المذكر السالم.وانما يجمع  جمع  تكسير,   فيقال (حُمرٌ) بضم الفاء وسكون الميم. أو من باب ( فعلان فعلىَ ) مثل : سكران وسكرى (2 ) اى : بان يكون الوصف على وزن ( فعلان), ومؤنثه على وزن( فعلى) وما كان كذلك فلا يجمع جمع المذكر السالم.وانما يجمع  جمع  تكسير,   فيقال( سُكارى ). ( جميع الدروس ج2 ص 18)
 *( واما( أفعل ) الدال علىالتفضيل ومؤنثه  ( فعلى ) بضم الفاء فيجمع جمع مذكر سالم                                  ( جميع الدروس     ج2 ص 18)
6. Sifat yang antara mudzakar dan mu'annasnya sama.
  Seperti lafad غيور, جريح  dan lafad صبور .
 * وكان مما يستوى فيه المذك والمؤنث مثل ( غيور وجريح )(3 ) اى: بان يكون من الصفات التى مذكرها كمؤنثها سواء. وما كان كذلك فلا يجمع جمع المذكر السالم.وانما يجمع  جمع  تكسير,  فيقال (غير) بضم الغين والياء فى جمع غيور,و(جرخ ) بفتح الجيم وسكون الراء فى جمع جريح . فهو غير صالح لقبول ا لتاء. ( جميع الدروس ج2 ص 18)
&     * catatan * Lafad yang tidak berupa Alam dan Sifat itu tidak bisa dijama' mudzakar salimkan, seperti lafad رجل , apabila lafad tersebut ditasghir, maka bisa diucapkan الرُّجَيلُون, karena ketika di tasghir lafad tersebut menjadi sifat.
&     Lafad رجل bila dijadikan Alam itu bisa di jama' mudzakar salimkan.
*واعلم ان لم يكن علما ولا صفة لايجمع هذاالجمع كرجل فلا يقال رجلون نعم إن صغّر جاز      فيقال الرجيلون لأنه حينئد صار صفة ً ( تشويق الخلان ص 63 )
 * ( قوله نحو رجل ) اى مماليس بعلم ولا صفة فإن جعل علما لمذكرعاقل جُمعَ هذاالجمع          ( يس ج 1 ص 111  )

 ( وارفع بواو جمع تذكير سالم * ونصبه كالجر بالياء لزم )

·         Jama' mudzakar salim ketika rofa' ditandai wawu, sedangkan nasob dan jernya ditandai dengan dengan ya'. Contoh : جاء كاتبون , رايت كاتبين , مررت بكاتبين .

 ( كذاك ملــــحق بهذا البـــــاب * كالمتقون هم اولو الـباب )

 * begitu juga lafad yang dimulhaqkan dengan jama' mudzakar salim,ketika rofa' ditandai dengan wawu, ketika nasob dan jer ditandai ya'.
 Seperti contoh dalam nadzom :     (وارحم ذوى القربى من الأهلينا * تسكن بدار الخلد علّيين )
 *  Isim yang mulhag dengan jam' mudzakar salim ada 4 ( empat ).
 1. Isim jama' ( أسماء الجموع  )
 Isim jama' : Isim yang tidak mempunyai mufrod secara lafad,namun mempunyai mufrod secara ma'na. seperti lafad اولو.
 * اسماء جموع وهى مالا واحد لها من لفظهافمنها( اولو) بمعنى اصحاب اسم جمع لاواحدله من لفظه بل من معناه وهو ذو.( يس ج1ص119 )
 2. Jama' yang tidak menepati syarat ( الجموع الذى لم يستوف الشروط ).
  Seperti lafad : اهلون yang menjadi jama'nya lafad اهل dan lafad tersebut tidak berupa alam dan sifat, tidak dapat menerima ta'ta'nis, dan tidak menunjukkan arti tafdzil.
 3. Jama' yang dibuat nama.(الجموع المسمى بها  )
 seperti lafad : عابدين.
·         Nama yang berbenuk jama', itu di I'robi seperti I'robnya jama' mudzakar salim(  الأفصح). Contoh :جاء عابدون رايت عابدين
·         Dan menetapkan wawu \ ya' dan nun beserta tanwin, dan I'robnya mengunakan harokat.
·         Contoh : جاء عابدون ٌعابدينٌ, رايت عابدوناً عابديناً, مررت بعابدون بعابدين
·          dan boleh dii'robi seperti I'robnya isim ghoiru munshorif,karena diserupakan dengan lafad هارون,maka dicegah dari tanwin,dikarenakan alamiyah dan serupa ajam.
 * ويجوز فيما سمى به من هذا الجمع ان يعرب اعربه. جاء عابدونَ وزيدونَ وريت عابدينَ وزيدينَ       ومررت بعابدينَ وبزيدينَ وهو الأفصح.ويجوز أن يلزم الياء والنون مع التنوين , والإعراب بالحركات   الثلاث. فنقول جاء زيدونٌ ورايت زيدوناً ومررت بزيدون ٍ, ويجوز ان يلزم الواو والنون بلا تنوين       ويعرب اعراب ما لا ينصرف تشبيها له بهارون , فيجرى مجراه . ويكون ممنوعا من الصرف للعلمية   وشبه العجمة. فنقول : جاء زيدونُ وحمدونُ وخلدونُ وزيدونُ, ورايت زيدونَ وحمدونَ وخلدونَ           وزيدونَ, ومررت  زيدونَ وحمدونَ وخلدونَ وزيدونَ(5) , كما نقول جا هارونُ ورايت هارونَ ومررت    بهارُونَ . ( جميع الدروس ج2 ص230 )          
(5)هذه الأسماء وان لم تكن أعجمية فانها اشبهت الاعجمى فىلفظها فكان عليها شبه العجمة.   
4. jama' taksir ( جمع التكسير )
 contoh : أ َرَضُونَ  yang menjadi jama'nya lafadأ َرْضٌ , lafad tersebut dijamak mudzakar salimkan karena terkadang sampai pada maqom yang agung.

-  *  -   باب ما جمع بألف وتاء مزيدتين   -  *  -
 * Jama' muannas salim : Isim yang menunjukkan ma'na lebih dari dua karena di tambah alif dan ta'. Seperti فاطمة, dibuang ta'nya,kemudian ditambah alif dan ta' pada akhirnya, di ucapkan فاطمات .
* ta' yang ada pada mufrod dibuang agar supaya tidak terkumpul dua tanda muannas.
 * Jama' muanas salim yang terlaku dalam lima macam :
 1. Lafad yang memiliki ta'.
 ~ dalam hal ini ada yang berupa:
            a. Alam ( nama orang ) yang muannas.
            Seperti :فاطمة   menjadi  فاطمات.
            b. Alam yang tidak muannas.
Seperti : طلحة menjadi طلحات.
c. Bukan berupa Alam.( sifat muannas)
Seperti: مسلمة  menjadi مسلمات
الاول ما فيه تاء التأنث مطلقا علما مؤنثا اوغيره اوغيرعلمٍ ( تشويق 57 )
 Atau lafad yang menunjukkan arti tafdil ,seperti lafad فـُضـْـلىَ  yang yang menjadi muannasnya lafad أ َفــْــضــَلَ, maka boleh di ucapkan فـُضلـَيَـات.
            Maka lafad seperti : حائض حامل طالق صبور جريح , itu tidak bisa di jama' muannassalimkan ,meskipun lafad lafad tersebut menunjakkan sifat muannas, karena syaratnya sifat bisa di jama' muannaskan, itu harus diakhiri ta' ta'nis atau menunjukkan arti tafdzil.
 * الثالث صفة المؤنث مقرونة بالتاء كمرضعاة مرضعات, او دالة على التفضيل  كفضلى مؤنث افضل وفضليات. ( لذلك لم يجمع نحو حائض و حامل وطالق وصبور وجريح وذمول من صفات المؤنث , بالالف والتاء لان الشرط فى جمع الفة المؤنث بهما ان تكون مخمومة بالتاء او دالة على التفضيل . وهذه الصفات ليست كذلك. بل تجمع على حوائض وحوامل وطوالق وصبر بضم الصاد والباء وجرحى وذمل بضم الذال والميم. ( جميع الروس ج2 ص 21 – 22 )
 2. Lafad yang ada alif ta'nisnya secara mutlaq ( maqsuroh dan mamdudah ).
            a. Alif maqsuroh.
            Contoh : ذكرَى menjadi ذكرياتٌ
            b. Alif mamdudah.
            Contoh : صحراء menjadi   صحراوات
   Dikecualikan lafad  dari lafad yang ada alif ta'nisnya yaitu lafad yang mengikuti wazan فـَعْـــلىَ yang menjadi muannasnya wazan فـَــعْـلا َنَ, seperti lafad سَكـْرَى  muannasnya lafad سَكــْرَانَ ,dan lafad yang mengikuti wazan فـَــعْلا َءَ yang menjadi muannasnya lafad yang mengikuti wazan أ َفــْـــعَلَ, seperti lafad حَمْراءَ muannasnya lafad اَحْمَرَ, karena sudah dicukupkan dengan jama' taksirnya.
 * ماختم بالف التأنيث الممدودة كصحراء صحراوات وعذراء عذراوات, الا ماكان على وزن فعلاء مؤنث أ َفــْـــعَلَ فلا يجمع هذاالجمع كحمراء مؤنث احمر.
* ماختم بالف التأنيث المقصورة كذِكرَى ذِكْريات وفـُضـْـلىَ فـُضلـَيَـات وحُبْلــَى حُبْـــلـَيـَـات, الا ماكان على وزن فــَعـْلىَ مؤنث فعلان فلا يجمع هذاالجمع كسكرى مؤنث سَكـْران. ( جميع الدروس ج2 ص23 )

3. Alam muannas yang tidak ada tandanya ( ta'ta'nis )
 seperti : زينب , مريم  
4.  tasghirnya lafad mudzakar yang tidak berakal.
 seperti : دُرَيْهــِمٌ  menjadi دُرَيْهــِمَـاتٌ
5.Sifatnya lafad mudzakar yang tidak berakal.
 Seperti : جبال شاهقات dan ايام معدودات
Dan dikecualikan dari macam yang nomer satu yaitu lafad :, وشفة  إمراة , وشاة , أ َمَة
أ ُمة , meskipun pada lafad lafad tersebut terdapat ta', Karena sudah dicukupkan dengan jama' taksirnya.
 * ويستثنى من الأول اربعة اسماء لاتجمع هذاالجمع وان كان فيها التاء وهى امراة وامة وشاة وشفة استغناء بتكسيرها عن تصحيحها. ( تشويق ص58 )

 ( وكل مجـــــموع بتــاء والـــــف * فرفعه بضمة لا يختـــلف )

 * Jama' muannas salim : Kalimat yang dijama'kan dengan ditambah alif dan ta', dan ketika rofa' ditandai dhommah. Seperti جاء طلحاتٌ

 ( والنصب مثل الجر بالكسر جعل * ................................)

 * sedangkan ketika nasob dan jer di tandai kasroh. Seperti               رايت طلحاتٍ     بطلحاتٍ     مررت
 ( ..................................*  كذاك ما سمى به وما حمل )

 * Jama' muannas salim yang dibuat nama dan lafad lafad yang mulhaq dengan jama' muannas salim, itu rofa'nya ditandai dhommah, nasob dan jernya ditandai dengan kasroh.
 * penjelasan *
Lafad seperti  مسلمات,   bila dibuat nama mu'annas maupun mudzakar maka dii'robi seperti I'robnya jama' muannas salim.
 Lafad yang dimulhaqkan dengan jama' muannas salim ada 2 :   
            * Isim jama' ( kalimat yang tidak memmpunyai mufrod dari segi lafadnya     tetapi mempunyai mufrod dari segi ma'nanya . seperti :اولات  ( muannas ) dan lafad اولو ( mudzakar ).  
            * kalimat yang memmpunyai mufrod dari segi lafadnya, akan tetapi menunjukkan jama'  pada asal wado'nya dan bukan merupakan             tambahan.seperti : اللاتي yang menjadi jama'nya   .التى
dan seperti contoh dalam nadzom :
  ( كوافت الهندات اذرعات * واعرف اولات فضل بالصفات )

-  *  -   باب الأ فعــــا لــــــ الخمسة   -  *  -
            Af'alul khomsah : setiap fi'il mudhori' yang diawali ta' atau ya', dan merofa'kan alif tasniyah atau wawu jama', atau setiap fi'il mudhori' yang diawali ta' dan merofa'kan ya' muannasah mukhotobah.
 Seperti :يفعلون, تفعلون, تفعلين   يفعلان, تفعلان,

( والرفع بالنون لأفــعالــ تــكن  * كيفعلان تفعلين يفعلون )

 * I'rob rofa'nya af'alul khomsah itu , ditandai dengan tetapnya nun.
Seperti :يفعلون, تفعلون, تفعلين   يفعلان, تفعلان,

 ( والنصب والجزم بحذف النون * كلتـقـنعا لترضيا بالدون )

 *sedangkan nasob dan jazemnya ditandai dengan membuang nun.
Seperti : لتـقـنعا, لترضيا
 * Fi'il mudhori', ketika merofa'kan wawu jama' dan ditaukidi dengan nun taukid tsaqilah, maka nun alamat rofa' dibuang agar tidak berkumpul beberapa huruf tambahan yang sejenis, dan wawu jama' dibuang agar tidak bertemu dua huruf yang mati, kemudian lam fi'il diharokati dhommah sebagai tanda adanya wawu yng dibuang. Seperti : تفعلـُـنَّ
 * sedangkan ketika merofa'kan alif tasniyyah, dan ditaukidi dengan nun taukid tsaqilah, maka nun alamat rofa' dibuang agar tidak berkumpul beberapa huruf tambahan yang sejenis, dan nun taukid di kharokati kasroh karena diserupakan dengan nun tasniyyah. Seperti :      يفعلانِّ


-  *  -    باب القسمة الأ فعال   -  *  -
  ( والفعل ماض ثم امر ثم ما * ضارع والكلّ بحدٍّ علما )
 * kalimat fi'il dibagi menjadi 3 :  1. fi'il madhi 2.  fi'il mudhori' 3. fi'il amar . dan semua telah diketahui defenisinya.                                                                                    dan fiil mudhori' itu fi'il yang menyerupai isim fail, baik dalam segi harokat, sukun, tartibnya harokat dan sukun,dan menjadi sifat bagi isim nakiroh.
Seperti : مررتُ برجلٍ ضاربٍ , مررت برجل يضربُ.

( فاقض لماضبالبنا حتما على  * فتح ولو مقدّرانحو انجلى )  

* Fi'il madhi wajib dihukumi mabni fatha, walaupun adanya fatha dikira -kirakan. Seperti : انجلى.                                                                                         Dan fi'il madi dimabnikan fatha secara dhohir itu ada pada tiga tingkah.       
* 1 dan 2.  yaitu fi'il madi shohihul akhir yang merofa'kan isim dhohir          dan isim dhomir mustatir. Seperti : ضرب زيد , زيد نصر.                            
3. ketika merofa'kan alif tasniyyah, walaupun berupa mu'tal. Seperti : الزيدان قضيا .    Sedangkan yang dimabnikan secara muqoddar ada 4 tingkah.                                
            1 dan 2. berupa mu'tal akhir yang merofa'kan isim dhohir atau dhomir          mustatir. seperti : صلى عمر , زيد انجلى.                                                               
            3. ketika merfa'kan wawu jama'. Seperti : ضربوا.                                            
            4. ketika merofa'kan    dhomir rofa' mutaharrik.                                    Sedangakan yang ke 4 tersebut, diringkas dalam 8 macam, yaitu :                                    dua dhomir mutakallim, lima dhomir mukhotob, dan yang ke 8 nun jama' niswah ghoibah.                                                                                                                            فيبنى على الفتح الظاهر فى ثلاث حالات الاولى والثانية صحيح الأخر ورفع الإسم الظاهر او الضمير المستتر ضرب زيد وضربت هند وزيد قام وفاطمة ذهبت والثالثة اذا رفع الف الاثـنين ولو كان معتلا الزيدان قضيا والهندان ضربا .ويبنى على الفتح المقدر فى اربع حالات الاولى والثانية اذا كان معتل الأخر ورفع الإسم الظاهر او الضمير المستتر نحو زيد انجلى وهند سمت وصلى عمر ودعت دعدفهو فىهذين الحالتين مبنى على فتح مقدّر على الالف المذكورة اوالمحذوفة لالتقاءالساكنين لمانع   التعذّر والثالثة اذا رفع واو الجماعة نحو ضربوا ورموا ودعوافيبنى علىفتح مقدر لمانع الضمة المناسبة للواو والرابعة اذا رفع ضمير رفع متحرك وهو منحصر فى ثمانية انواع نوعىضمير المتكلم نحو ضربت بضم التاء وضربنا وانواع ضمير الخطاب الخمسةوهى ضربت بفتح التاء وضربت بكسرها وضربتما وضربتم وضربتنّ والثامن نون النسوة الغائبات النساء ضربْنَ فيبنى فىهذه الحالة علىفتح مقدر لمانع السكون العارض لدفع توالى اربع متحركات . ( الوسيمة ص 21 )

( وابن على الحذف اوالسكون * امرا كقم وادع وقل صلونى )

 *Mabnikanlah pada fi'il amar dengan mabni hadf ( membuang ) dan sukun.           Seperti : قم , ادع.
 * fi'il amar harus dimabnikan sukan dhohir, apabila merofa'kan dhomir mustatar wujub dan berupa fi'il shohihul akhir yang tidak berupa mudhoaf, dan merofa'kan nun jama' inas, tidak bertemu nun taukid ( tsaqilah, khofifah ).
 Seperti : قم , ادع,إذ ْهَبْنَ
 * apabila berupa mudhoaf, maka dimabnikan sukun muqoddar. Karena mencengahnya harokat idghom. Seperti : رُدَّ , مُدَّ.
 * apabila bertemu nun taukid ( tsaqilah, khofifah ), maka dimabnikan sukun muqoddar pada fatha. Seperti : إذ ْهَبَنَّ, إضربَنْ.

 ( وابن على الفتح مضارعا ترى * تأكيده جاء بنون باشرا )

* Mabnikanlah pada fi'il midhorik dengan mabni fatha, ketika bertemu dengan nun taukid ( tsaqilah, khofifah ) secara langsung ( mubasyaroh ).
Seperti : إذ ْهَبَنَّ, إضربَنْ.
 ( وإن يكن متصلا بالنون * لنسوة فابن على السكون )

*  Mabnikanlah pada fi'il midhorik dengan mabni sukun, ketika bertemu dengan nun jama' inas. Seperti : . إذ ْهَبْنَ

 ( وفى سوى ذين وجوبا يعـــرب *  بالرفع مثل نرتجى ونرهب )
 ( حيث خلا عن ناصب وما جزم * .................................. )

 * fi'il midhorik selain dua hal diatas ( ketika bertemu dengan nun taukid tsaqilah, khofifah dan nun jama' niswah ), wajib dibaca rofa'. Selama sepi dari amil nasib dan jazim. Seperti : نرتجـِـى ونرهبُ

 ( ...................................... * وحرفه مـــن الرباعى يضم )
 ( تقول مـــــــن افــلح زيد يـــفلح * .................................. )

 * Huruf mudhoro'ahnya dari fi'il ruba'I itu dibaca dhommah.
Seperti :  . افـْـلـَحَ زيد يـُــفلِحُ
 ( ..................................... * وافتح لنحو يشترى ويفـــرح )
 * dan bacalah fatha,apabila selain ruba'I ( tsulasi , khumasy , tsudasy )
Seperti :  يَضرب , يَشترى , يَستخرجُ .


-  *#  -   باب النواصب   -  *#  -

( وانصب لما ضارع من فعل بلن * وكى مع اللام وحذف ......)

 * Nasobkanlah fi'il mudhori':
&     dengan لن . seperti : لن يضربَ
&     dengan كى yang disertai لام. Seperti : لكيلا يكونَ على المؤمنين حرج
                          dan dengan لام yang di buang. Seperti : كى تقرَّ عينها
 ~ yang dimaksud dengan لن ialah huruf nafi, nasob, istiqbal. Karena fi'il mudhori' yang dimasuki لن, itu menjadi berzaman istiqbal.
 ~ yang dimaksud ialah كى masdariyah yaitu, كى yang didahului لام تعليل secara lafdi atau taqdiri. dinamakan كى masdariyah, karena antara كى dan fi'ilnya dapat dita'wil masdar. Seperti :  لكيلا يكونَ على المؤمنين حرج اى لعدم كون الحرج على المؤمنين

 ( ........................................*.............................وإذن )
 (إن صدرت فانصب بها المستقبلا * متّصلا او بيمين فصــــــــلا )

 * dan nasobkanlah fi'il mudhori' dengan إذن dengan tiga syarat
·         إذن harus menjadi permulaan jawab
·         fi'il mudhori' yang jatuh setelah إذن berzaman istiqbal.
·         Antara إذن dan fi'ilnya tidak ada pemisah, kecuali لانفى  atauقسم  
 ~ apabila إذن tidak menjadi permulaan jawab, seperti اتيك غدا اُكرمُك إذن, fi'il mudhori' yang jatuh setelah إذن tidak berzaman istiqbal, seperti إذن تصد قـُك, dan Antara إذن dan fi'ilnya ada pemisah, seperti إذن فىالدار اُكرمُك.maka إذن tidak beramal.
 ~ sedang apabila antara  إذن dan fi'ilnya ada pemisah yang berupaلانفى  atauقسم  , maka إذن tetap beramal. Seperti : اكرمَك ِإذن والله
 *( والثالث كونه متصلا بها او منفصلا عنها بالقسم او بلا النافية ) فإن فصل بينها وبين الفعل المضارع   بغيرماذكر اهملت ووجب رفع الفعل بعدها لضعفها مع الفصل عن العمل فيما بعدها وانما اغتـُفِر الفصل   بالقسم لانه جئ به للتأكيد فلم يمنع النصب وبلا النافية لتنزلها منزلة العدم لان النافى كالجزء من المنفى. 
 ( كواكب الدرية ج2 ص 62 ).

 ( وانصب بان مالم تلى علما وصح * وجهان بعد الظن والنصب رجح )

 * Nasobkanlah fi'il mudhori' dengan أن masdariyah, selama tidak bersamaan         dengan lafad yang menunjukkan ma'na yaqin.
 seperti : يعجبنى ان يقوم  dita'wil يعجبنى قيامُك . dan boleh wajah dua( rofa' & nasob ),
ketika jatuh setelah lafad yang menunjukkan ma'na dhon.
 Seperti :ان لا تكونُ فتنة ً/ وحسبوا ان لا تكونَ.dan nasob yang lebih rojih.
  ~ dan apabila jatuh setelah lafad yang menunjukkan ma'na yaqin, maka fi'il mudhori' wajib dibaca rofa', dan أنnya menjadi ان mukhofaf.
Seperti : علمتُ ان قد يقومُ.
 ( وبعد لام الجر ونصب واضمرا * لأن جوازا كارتقى لينظر )
 ( كبعد عـــاطف على اسم خالص *.................................)

 * أن ( masdariyah ) yang menasobkan fi'il mudhori' itu ada tiga tingkah :
          1.Wajib menjelaska ان, ketika ان tersebut jatuh diantara lam jer dan la             nafi. Seperti : لئلا يعلمَ اهل الكتاب
          2.Boleh menyimpan أن atau menjelaskan ( jawas ).
 * dan ان boleh disimpan dan dijelaskanitu ada dua tempat:
            1. ان jatuh setelah lam jer.seperti إرتقى لينظرَ , boleh إرتقى لان ينظرَ .
            2. ketika أن jatuh setelah huruf athof  واو, فاء , ثم , أو, yang athof pada isim      kholis.( masdar wa ghoiru masdar )           
            Contoh masdar : وما كان لبشر أن يكلـّمه الله الاّوحيا اومن وراء حجاب اويرسلَ رسولا.
            lafad اويرسلَ dinasobkan أن yang disimpan.
            Contoh ghoiru masdar : لولا زيد ويحسنَ اليّ لهلكتُ.
 ~ isim kholis : isim ysng tidak dimaqsudkan ma'na fi'il ( isim jamid yang murni)
 baik berupa masdar atau selain masdar.
 والمراد بالعاطف خصوص الواواوالفاء اوثم او اوْ.( وسيمة ص 25 )

 ( .........................................  *  واضمر لها على الوجوب واخصص )
 (خمسا عقيب لام جحد مثـــــل مــــــــا *  كان ذوو التقوى ليغشوا ظالمــــــــــا  )

 * sedangkan tingkah yang ke3 ialah wajibnya menyimpan   . أن
 dan أن wajib disimpan itu ada lima tempat :
            1. ketika أن jatuh setelah لام الجحود.
 Seperti : مــــــــاكان ذوو التقوى ليغشوا ظالمــــــــــا
~ لام الجحود adalah lam yang jatuh setelah ماكان atau لم يكن .
Dan apabila ماكان dan لم يكن berupa tam, maka أن boleh dijelaskan. Karena ketika لم يكن dan ماكان tersebut berupa tam lamnya menjadi lam ta'lil bukan lam juhud.
  * فإن كانتا تامّين جاز إظهار أن بعدها لانها حينئذ لام التعليل نحو ماكان الانسان ليعصى ربّه او لان يعصيه اى ما وجد ليعصيه. ( جميع الدروس ج2 ص 177 )

 ( وبعد حتى حيث معناها الى * كاعمل لدار الخلد حتى تنقلا )

 * wajibnya menyimpan أن yang ke 2 ialah,ketika أن jatuh setelah حتى yang mempunyai ma'na الى . seperti : اعمل لدار الخلد حتى تنقل
dan fi'il mudhori' yang jatuh setelah حتى itu berzaman mustaqbal.
Seperti : صم حتى تغيبَ الشمسُ, تغيبَ الشمسُ ,contoh ini berzaman mustaqbal, dinisbatkan pada waktu mutakallim mengucapkan. Dan أن tersebut tidak bisa masuk kecuali pada zaman mustaqbal. Dan apabila fi'il yang jatuh setelah حتى berzaman hal, maka tidak mengira-ngirakan أن dan fi'il mudhori' dibaca rofa'.
Seperti : ناموا حتى ما يستيقظون. . ( lihat jami'uddurus 2 hal 181 )

 ( واو اذا المعنى بنحو الاّ اتى * كلا تقرّ العين او يعطى الفتى )

ü  Wajibnya menyimpan أن yang ke 3 yaitu ketika أن jatuh setelah اوْ yang mempunyai ma'na الا ّ. Seperti : لا تقرّ العين او يعطى الفتى
maka lafad  يعطىdinasobkan oleh أن yang disimpan yang jatuh setelahnya أو .

 ( وبـــعد واو ثم فــــاء وقـــــــــــع * صدر جواب قرروه كاالدعا )
 ( كاحرص على التقوى فتختار ولا * ترج النجاة وتسئ العمــــلا )

ü  Wajibnya menyimpan أن yang ke 4 dan 5 ialah : ketika أن jatuh setelah  واومعية dan فاء السببية yang menjadi permulaan jawab.
Seperti : احرص على التقوى فتختارَ ولا * ترج النجاة وتسئَ العمــــل
~ dan أن masdariyah disimpan, disyaratkan واومعية dan فاء السببية didahului nafi atau kalam tholab.
Sedangkan yang dikehendaki dengan nafi dalam bab ini adalah nafi yang murni
( nafinya tidak dirusak oleh إلا ّ ), baik adanya nafi berupa huruf,
 seperti : لا يقضى عليهم فيموتوا, atau berupa fi'il seperti : ليس زيد حاضراً فيكلمَك, atau berupa isim seperti : كانت غيرَ اتٍ فتحدّثـَنا.
 Dan apabila dirusak oleh إلا atau nafi yang mempunyai ma'na isbat, maka أن tidak dikira-kirakan dan fi'il mudhore' wajib dibaca rofa'. 
Seperti :   . ماتزالُ تجتهد فتــُقدَّمُ , ماانتَ الا ّ تأتينا فتحدثـُـنا
 * ( صدر جواب النفى ) المحض سواء كان بالحرف نحولا يقضى عليهم فيموتوا ونحو ولمّايعلم الله الذين  جاهدوا ويعلمَ الصابرين او بالفعل ليس زيد حاضراً فيكلمَك او بالاسم نحو كانت غيرَ اتٍ فتحدّثـَنا.
 ومعنى كون النفى محضاً ان يكون خالصا من معنى الإثبات فيجب رفع ما بعدالفاء مثلا فى نحو ماانتَ الاّ  تأتينا فتحدثـُـنا ( وسيمة ص 27)   
 وشرط المنفى ان يكون نفيا محضا فإن كان فى معنى الإثبات لم تقدر بعده أن فيكون الفعل مرفوعا نحو ماتزالُ تجتهد فتــُقدَّمُ  إذ المعنى انتَ ثابت على الاجتهاد ونحو ما تجئنا الا ّ فنكرمُك فالنفى منتقض بإلا اذالمعنى اثبات المجئ. ( جميع الدروس ج 2 ص 179 )
·         Yang dikehendaki dengan واومعية dan فاء السببية yaitu wawu atau fa' yang menjadi jawab dan jatuh setelah salah satu dari perkara sembilan yang terkumpul dalam :
 مر وانه وادع وسل واعرض لحضهم * تمنّ وارج كذاك النفى قد كملا          ( بسيط )

 ( ثم متى دل على الشرط الطلب *  فاجزم جوابا لم يكن فاء صحب )
 ( إن قصــــد الجزا بـــــه للطلب *  كعامل الله بصــــدق تقـــــــرب )

 * ketika ada kalam tholab yang menunjukkan arti syarat, maka jawabnya harus di jazemkan. Akan tetapi harus memenuhi tiga syarat :
            1. sahnya meletakkan إنْ pada tempatnya tholab.
            2. tidak adanya fa' pada jawab.
            3. di sengaja menjadi jawabnya tholab.
 Seperti : .عامل الله بصدق فإن تعامله بصدق تقربْ
 ~ apabila tidak sah meletakkan إنْ pada tempatnya tholab, maka jawabnya dibaca rofa'. Seperti :لا تدنُ من الشرّ تهلكُ tidak boleh dikatakan إِلا ّ تدنُ من الشرّ تهلكُ.
~ apabila bersamaan dengan fa', maka jawabnya dibaca nasob oleh أنْ yang wajib disimpan, yang penjelasannya sudah kita ketahui diatas.
 Seperti : لا تدنُ من الاسد فتسلمَ.
 ~ apabila tidak disengaja menjadi jawabnya tholab, maka jawabnya wajib dibaca rofa'.
Seperti : لا تمننْ تستكثرُ.
 فإن انتفى الاول نحو اين بيتك اضربُ زيدا فىالسوق ونحو لاتدن من الاسد يأكلـُـك وجب رفع الجوب
  بالتفصيل ....الخ وان انتفى الثانى نحو اُحسُنْ الىّ فاحسنَ اليك ولا تدنُ من الاسد فتسلمَ وجب النصب بأن مضمرة وجوبا كما علمتَ وان انتفى الثالث بان لم يقصد تسبّب الفعل عن الطلب وجب الرفع اما على الوصف ان كان قبله نكرة نحوفهبْ لى من لدنك وليا يرثـُـنى بالرفع وعلى الحال نحو لاتمنن تستكثراو على الاستئناف كقوله وقال رائدهم ارسوا نزاولها. ( وسيمة ص28 )   
 ( قوله بل يكون الفعل الخ ) مثاله قوله تعالى : خذ من اموالهم صدقة تطهرهم. فتطهرهم باتفاق السبعة لانه ليس المقصود به الجزاء فليس المراد إن تأخذ منهم صدقة تطهرهم بل المراد خذ من اموالهم صدقة مطهرة لهم. فجملة تطهرهم نعت صدقة. ولو قصد فى غير القران السببية لجزم الفعل.
 ( ابن حمدون ج2 ص 89 )

---*---    باب الجوازم    ---*---

 ( واجزم بلام وبلا فى الطلب * فعلا فريد نحولا تسترب )
 ( ولتتق الله..................... *................................ )
*    لام amar danلا nahi,itu bisa menjazemkan pada fi'il mudhori' satu yang menunjukkan ma'na tholab. Seperti: لا تسترب, ولتتق الله

(.............كذالـــــمّا ولـــــم * كلم يدم عسر وبالهمز الــم)
  * begitu juga لمّا dan لم, itu bisa menjazemkan pada fi'il mudhori' satu, baik لمّا dan لم  didahului hamzah atau tidak.
 Seperti : لم يدم عسر, الم نشرح لك صدرك ,لمّا يذوقوا عذابِ, المّا اُحسِنْ اليك.

*    Perbedaan antara  لمّا dan لم , ada 4 wajah.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada jami'uddurus juz dua hal 184-185.

 ( وفعل شرط وجواب جزما * بإن ومـــن ومهما حيثــــــما )
 ( وأين أيّان واىّ ومــــــــتى * أنّى وإذما ذا كإن حرف اتى )
1.   adapun إن dan saudaranya, itu bisa menjazemkan dua fi'il mudhori', yang pertama dinamakan fi'il syarat dan yang kedua dinamakan fi'il jawab.
 Sedangkan إن dan إذما itu dinamakan kalimat huruf.
Seperti contoh dalam nadzom :
( تقول ان تعمل بعلم تســـــــتفد *  وما تقدمه من الخير تجد )
( ومن يجاهد نفسه يعطى المنى * ................................)

Dan menjazemkan dua fi'il mudhori' ada sebelas ( 11), seperti yang ada pada nadzom.
            1.إنْ dalam bab ini menjadi pokok bab (أم الباب )seperti :إن تقم اقم ْ
            2. من .
من   pada asalnya digunakan untuk yang berakal. Seperti : من يعملْ سوأ يجز به
            3. ما
ما   pada asalnya digunakan untuk yang tidak berakal.
Seperti : وما تفعلوا من خير يعلمْه الله
            4. مهما
 مهما  pada asalnya digunakan untuk yang tidak berakal. Seperti : مهما تجلسْ اجلسْ
            5. حيثما
مهما  pada asalnya digunakan untuk sesuatu yang menunjukkan arti tempat.
Seperti : حيثما يدخلْ التلميذ فى المدرسة يزدْ علمه
            6. اين
اين  pada asalnya digunakan untuk sesuatu yang menunjukkan arti tempat.
Seperti : اينما تكونوا يدركـْكـُم الموتُ
            7.ايّان
ايان  pada asalnya yaitu dhorof zaman. Seperti : ايان تناداجبْـك
            8. ايّ
اي  pada asalnya itu melihat kepada sesuatu yang dimudhofkan.
Seperti : اياما تدعوا فله الاسماء الحسنى
            9. متى
متى  pada asalnya yaitu dhorof zaman. Seperti : متى يسافرْ اخى ا سافرْ معه
            10.أنّى
انّى  pada asalnya digunakan untuk sesuatu yang menunjukkan arti tempat.
Seperti : انى ينزلْ ذو العلم يكرمْ
            11.إذما.seperti syi'ir: وانّك إذما تأت ما انت امر * به تلف مَن اياه تأمر اتيا    ( طويل )
 Dan dalam bab ini, syarat dan jawab adakalanya berupa mudhori' keduanya, madi kedunya. Dan adakalanya yang awal madi dan yang kedua midhori',yang awal mudhori' dan yang kedua madi akan tetapi dihukumi qolil.dan adakalanya yang awal mudhori' atau madi dan yang kedua berupa jumlah yang bersamaan dengan fa' ( فاء ) atau idha (إذا  ).
            ~Apabila syarat dan jawab berupa berupa mudhori', maka wajib dijazemkan keduanya.seperti : ان تعملْ بعلم تســـــــتفد , jika jawab nya dibaca rofa' maka dihukumi dhoif. Seperti : اينما تكونوا يدركُكُم الموتُ
            ~Apabila syarat berupa madi, atau berupa mudhori' yang didahului لمْ ,maka jawabnya boleh dibaca jazem dan rofa'.   
 Contoh syarat berupa madi  (jazem) : من كان يريد زينة الحياة الدنيا نوفِّ اليهم اعمالـَهم
Contoh rofa' : وان اتاه خليل يوم مسغبة * يقول ......              
Contoh syarat berupa mudori' yang didahului  لم(jazem) : إن لم تقم اقمْ, إن لم تقم اقومُ. Dan semua itu, bila dibaca jazem di hukumi ahsanu (احسن ), bila rofa' hasan (حسن)             ~Apabila syarat dan jawab berupa madi, maka dibaca jazem dalam mahalnya.contoh :إن احسنتم احسنتم لانفسكم .
            ~ dan apabila syarat madi, jawabnya berupa mudhori' yang bersamaan dengan fa',makajazem jawab tercegah ( rofa' ).dan jumlahnya jawab dijazemkan dalam mahalnya.contoh : ومن عاد فينتقمُ الله منه
            ~ dan apabila jawab berupa jumlah yang bersamaan dengan fa' ( فاء ) atau idha (إذا  ), maka jumlah tersebut dibaca jazem dalam mahalnya.
Contoh : إن تستفتحوا فقد جاءكم الفتح, ,وإن تصبْهم سيئة بما قدَّمت أيديهم إذا هم يَقـْـنـَطون .

الشرط والجواب يكونان مضارعين  وماضيين ويكون الاول ماضيا والثانى مضارعا, الاول مضارعا والثانى ماضياوهو قليل, ويكون الاول ماضياا ومضارعا والثانى جملة مقترنة بالفاء اوبإذا.
                فان كانا مضارعين وجب جزمهما نحو ان ينتهوا يغفرْ لهم ما قد سلف ورفع الجواب ضعيف كقول الشاعر ..................الخ ( جميع الدروس ج 2 199-201 )

 ( .....................................* واعرب محل اسم الاداة ههنا )

*    Isim-isim las  pada bab ini dii'robi menurut amilnya.
Seperti : عمّا تسئلْ اسئلْ. عن adalah huruf jer sedangkan ما adalah las  syarat, maka ما dibaca jer dalam mahalnya.
 ( واقرن بنحو الفا جوابا حيث لا * يصلح ان يُجعَـل شرطا مسجلا )
 ( كإن تخاصمْ فاتبع الحق ومـــن * يصدعْ بحق فهو فرد فى الزمن )

*    ketika ada jawab yang tidak pantas dijadikan syaratnya إنْ واخواتها , maka jawab tersebut harus disertai fa' (فاء ).
Dalam arti apabila ada jawab yang berupa sebagian dari tujuh perkara yang terkumpul dalam syi'ir:اسمية طلبية وبجامد * وبما وقد وبلن وبالتنفيس 
Maka jawab tersebut harus disertai dengan fa'.

---  *  ---   باب النكرة والمعرفة   --- * ---

( وكل قابل لتعريف بأل  *  نكرة كمثـل مال وخول )
1.      setiap isim yang menerima untuk dima'rifatkan dengan ال disebut isim nakiroh.
 Contoh : مال وخول menjadi المال والخول
 Dan isim itu dibagi menjadi tiga
            1. ma'rifat.
Dan ma'rifat itu ada 4: dhomir ,alam , isyaroh, mausul.
            2. nakiroh.
Seperti: isim istifham, maa ta'ajjub bima'na syai'.
            3. suatu tempo berupa ma'rifat dengan las  ta'rif seperti : al dan idhofah.
            Dan suatu tempo berupa nakiroh yang sepi dari al dan idhofah. Seperti          isim dhohir yang selain alam.

 ( وغيره معرفة وكلها * تحصر فى ستة انواع لها )

 * selain dari pada isim yang menerima al disebut isim ma'rifat. Dan macamnya diringkas dalam 6 macam.
 ( وهى الضميركانا انت وهو *........................)

1.      yang pertama yaitu isim dhomir.
 Dan isim dhomir dibagi dua :
1.      dhomir munfasil : dhomir yang bisa dibuat permulaan dan bisa jatuh setelah الا ّ. Dan dhomir munfasil itu adakalanya dhomir rofa' dan adakalanya dhomir nasob. Seperti :اياي, ايانا, اياك
2.      dhomir muttasil : dhomir yang tidak bisa dibuat permulaan dan tidak bisa jatuh setelah الا ّ. Dan dhomir munfasil itu adakalanya dhomir rofa' dan adakalanya dhomir nasob dan jer.

 ( .................................* فعلم كجعفر .........)

 isim ma'rifat yang kedua ialah isim alam .  
ialah isim alam: isim yang menentukan pada perkara yang dinamai ( musamma ) secara mutlaq( tanpa qoyyid mutakallim , mukhotob , ghoib ).
Seperti : مكـّـة , جعفر
 ( ...............................* ...................... وبعده )
 ( اسم اشارة كــذا وذان ذى * ..............................)

                  isim ma'rifat yang ketiga ialah isim isyaroh .
 isim isyaroh : isim yang dicetak untuk perkara yang di isyrohi yang tampak dengan jari telunjuk atau sesamanya. Seperti : هذا , هذه , هؤلاء
ü  هذا untuk musyar ileh mudzakar
ü  هذه untuk musyar ileh muannas
ü  هؤلاء untuk musyar ileh jama'

( .................................* والرابع الموصول من نحو الذى )

ü  isim ma'rifat yang nomer 4 yaitu isim mausul.
 Seperti :الذى , yang menunjukkan mudzakar baik digunakan bagi perkara yang aqil atau tidak. Seperti : جاء الذى قام ابوه
Sedangkan التى untuk mufrod muannas, baik berakal atau tidak.contoh : جاءتْ التى عندك  

 ( فما بال عرف ...............* ........................................)
ü  isim ma'rifat yang nomer 5 yaitu yang dima'rifatkan dengan ال .
seperti : الكتاب ,الفرس
 ( .................والسادس ما * اضــيف للواحد مما قدما )

ü  isim ma'rifat yang nomer 6 yaitu isim yang dimudhofkan pada salah satu isim ma'rifat. Seperti : ضربتُ غلامَ زيدٍ
 dan sebagian ulama' menambah satu macamnya yaitu : isim yang dijadikan munada dari nakiroh maqsudah. Seperti :  يا رجلُ

--- * ---  باب المرفوعات من الأسماء  --- * ---
 
 (  يرفع من كل الأسامي الفاعل * ولو مؤولا كقام العادل )
 Isim yang dibaca rafa' ada tujuh :
1.      fa'il
Fa'il adalah isim yang dibaca rafa' yang jatuh setelah fi'ilnya, Baik berupa fa'il shorih maupun mu'awal. Seperti : جاء زيد , ألم يأن للذين أمنوا أن تخشع قلوبهم بذكر الله 
Fa'il mu'awwal adalah : fa'il yang berupa masdar yang bisa difaham dari fi'il yang jatuh setelah huruf masdar  contoh :   أن تخشع قلوبهم  اى خشوعُ قلوبهم
 والفاعل المؤول هو ان يأتى الفعل ويكون فاعله مصدرا مفهوما من الفعل بعده نحو يحسن ان تجتهد
 فالفاعل هنا هو المصدرالمفهوم من تجتهد.ولما كان الفعل الذى بعد أنْ فى تأويل المصدر الذى هو الفاعل سمى الفعلُ مؤولا.
Fi'il itu dita'wil masdar bila jatuh setelah lima huruf masdar, yaitu:أن,أنّ,كى,ما,لو.
Dan adakanya berupa isim dhohir,seperti  : جاء زيد dan dhomir, seperti : ضربتُ

 ( ونائب عنه كبيع الذهب * وقضي الأمر ويعطى الأرب )
 Isim yang dibaca rofa' yang ke 2 yaitu na'ibul fa'il.
            Na'ibul fa'il ialah maf'ul yang menempati tempatnya fa'il yang dibuang.
Apabila berupa fi'il madi maka dibaca dhommah awalnya dan huruf sebelum akhir dibaca kasro.seperti: نـُصِـر عمروٌ yang asalnya نـَصَر زيدٌ عمراً. Bila berupa mudhori' maka huruf awalnya dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir dibaca fatha.seperti : يُـنصَرزيدٌ yang asalnya يَنصُر عمرو زيداً .


*   باب المبتدإ والخبر   *
 ( والمبتدا الصريح والمؤول * ............................... )
*    isim yann dibaca rofa' yang nomer tiga ialah mu'tada'.
 Mutada' : isim yang dibaca rofa' yang sepi dari amil lafdi.
Sedangkan yang merofa'kan mubtada' adalah amil ma'nawi ibtida'.
Dan mutada' ada kalanya :
            1. shorih (الصريح) seperti : زيد قائم
            2. muawwal (المؤول) seperti : وان تصوموا خير لكم اى صومكم خير لكم
 kalimat fi'il dan huruf dengan menghendaki ma'na, tidak bisa menjadi mubtada'. Dan bila yang dikehendaki lafadnya, maka bisa.
Seperti :  ضَرَبَ فعل ماضٍ,  عنْ حرفُ جرّ. Dan mutada' harus sepi dari amil-amil lafad yang bukan ziyadah  كان واخواتها , إنّ واخواتها ) ).
Dan mubtadak ada dua :
1.      isim dhohir. Seperti : زيد قائم
2.      isim dhomir. Seperti : انا قائم

( ............................... * والخبر المفيد كابنى مقبل )
*    isim yang dibaca rofa' yang nomer 4 ialah khobar.
Khobar ialah : isim yang menyempurnakan faidahnya mubtada'.
 Khobar ada 2:
            1. khobar mufrod.
            2. khobar jumlah.
Khobar mufrod : khobar yang tidak berupa jumlah atau sibeh jumlah, walaupun berupa tasniyyah atau jama'.
Seperti : زيد قائم , الزيدان قائمان , الزيدون قائمون  .
            Dan khobar mufrod adakalanya jamid dan musytaq.
Dan yang dikehendaki jamid ialah khobar yang tidak menyimpan ma'na sifat,dan tidak menyimpan dhomir yang kembali pada mubtada'. Seperti : هذا حَجرٌ
والمراد بالجامد ما ليس فيه معنى الوصف نحو هذا حَجرٌ وهو لا يتضمن ضميرا يعود الى المبتدأ
 ( جميع الدروس ج )
Dan yang dikehendaki musytaq ialah khobar yang menyimpan ma'na sifat,dan menyimpan dhomir yang kembali pada mubtada'. Seperti : زُهَيْرٌ مجتهـِدٌ
والمراد بالمشتق ما فيه معنى الوصف نحو زُهَيْرٌ مجتهـِد وهو يتحمّـل ضميرا يعود الى المبتدأ, الا اذا رفع الظاهر فلا يتحمله نحو زُهَيْرٌ مجتهـِدٌ اخوه.( جميع الدروس ج )
 Ketika khobar tersebut memuat dhomir yang kembali pada mubtada', maka wajib mencocokipada mubtada' dalam segi mufrodnya, tasniyyah , jamak, mudzakardan muannasnya.
Seperti :
                          علي مجتهد , فاطمة مجتهدة , التلميذان مجتهدان , التلميذتان مجتهدتان , التلا ميذ مجتهدون , التلميذات مجتهدات.
ومتى تحمل الخبر ضمير المبتداء لزمت مطابقته له افرادا وتثنية وجمعا وتذكيرا وتأنيثا نحو علي مجتهد وفاطمة مجتهدة والتلميذان مجتهدان والتلميذتان مجتهدتان والتلا ميذ مجتهدون والتلميذات مجتهدات ( جميع الدروس ج2 ص)
            Khobar jumlah : khobar yang berupa jumlah fi'liyah atau ismiyyah.
Seperti : زيد قام ابوه , العامل خلقه حسن
Dan disyaratkan pada jumlah yang menjadi khobar itu memuat robith, yang robith tersebut menyambung jumlah yang menjadi khobar dengan mubtada'.
 * ويشترط فى الجملة الواقعة خبرا ان تكون مشتملة على رابط يربطه بالمبتدإ
Dan robith itu adakalanya berupa dhomir bariz, seperti : الظلم مرتعه وخيم ada kalanya mustatar seperti: الحق يعلوْ dll.( lihat jami'uddurus jus II hal 264 ).

--  *  --   باب كان واخواتها  -- * --

 ( واسم لكان مع نظيرها وما * كليس مثل كان زيد قائما )
*    isim yang dibaca rofa' yang ke5 yaitu isimnya كان واخواتها dan isimya ما, لا, إن ,لات ynag seperti ليس ya'ni sama-sama nafi,jamid, dan masuk pada jumlah ismiyyah. Seperti : كان زيد قائما
 Saudaranya ada 12.
·         Yang 7 seperti كان ya'ni merofa'kan mubtada' dan menasobkan khobar dengan tanpa syarat yaitu : ظل, بات, صار, اضحى , اصبح , امسى , ليس .
·         Yang 4 bisa merofa'kan mubtada' dan menasobkan khobar dengan syarat didahului nafi yaitu :  زال , برح , انفك , فتئ
·         Yang 1 dengan syarat harus didahului ما مصدرية ظرفية yaitu دام .


--  *  --   باب إنّ واخواتها ولا التى اعملت عمل إنّ  -- * --

  ( وما لنحو إنّ كلا من خبر * كإنّ ذاالحزم دقيق النظر )
*    isim yang dibaca rofa' yang ke 6 yaitu khobarnya إنّ واخواتها.
Dan لا النافية للجنس itu bisa beramal seperti إنّ harus menetapitiga syarat.
1.      isimnya harus berupa nakiroh tanpa ditanwin.
2.      tidak ada pemisa antara لا dan isimnya.
3.      لا tidak diulang.
 Apabila antara لا dan isimya ada pemisa, maka isimnya wajib dibaca rofa' dan لا wajib di ulang   ( تكرار ).seperti : لا فى الداررجلٌ ولا ارأة ٌdan لا menjadi mulgho. Dan bila لا diulang maka boleh mengamalkan, seperti : لا رجلَ فى الدار ولا امراة َ dan boleh meng'ilghokan.
seperti : لا رجلٌ فى الدار ولا امراة ٌ
 Saudaranya إنّ ada 5 yaitu : أنّ , لكن , كأنّ , ليت , لعل
&     إنّ  dan أنّ  sama-sama memiliki ma'na taukid ( للتوكيد )
Dan perbedaan antara إنّ dan أنّ yaitu:
1.      أنّsebelumya harus didahului amil.seperti : بَـلَغـنى أنّ زيدا منطلق sedangkan إنّ sebelumya tidak disyaratkan didahului amil.
2.      أنّ tempatnya bisa ditaqdirkan dengan  madar khobarnya,jika khobarnya lafad-lafad yang musytaq,  dan bisa ditaqdirkan lafad كـَوْنٌ yang diidhofahkan pada isimnya jika khobarnya berupa lafad yang jamid ( tidak tercetak dari masdar ) atau dhorof.
     Contoh : بلغنى أنّ زيدا منطلق taqdirnya بلغنى انطلاقُ زيدٍ
                   بلغنى أنّ زيدا امامك taqdirnya بلغنى كون زيدٍ امامك
&     لكنّ ( للإستدراك )
تعقيب الكلام برفع ما يتوهم ثبوته او نفيه ( Mengiringi kalam dengan suatu lafad untuk menghilangkan perkara yang disangka tetap atau tidak ada )
Contoh : عمرو يقوم الليل لكنه غير صالح
              زيد جاهل لكنه صالح  
لكنَّ ketika dibaca ringan (لكنْ ) maka menurut jumhurul ulama' wajib mulgho dan masuk pada jumlah ismiyah dan fi'liyah. Seperti : جاء زيد لكنْ سعيدٌ مسافرٌ
dan سافر علىٌ لكن جاء خليلٌ . sedangkan menurut imam Akhfas dan Yunus boleh mengamalkanya.
 إذا خُـفِّــفـت لكن اهملت وجوبا عند الجمع ودخلت على الجمل الاسمية والفعلية نحو جاء زيد لكنْ سعيدٌ مسا فرٌ سافر علىٌ لكن جاء خليلٌ الا الاخفش ويونس فاجازا اعمالها. ( جميع الدروس ج 2 ص228 )                    
&     كأنَّ ( للتشبيه )
كأنَّ itu memiliki arti littasybih yaitu musyarokah antara sesuatu dengan yang lainya dalam ma'na.(  ( مشاركة امر لامر فى المعنى seperti : كانّ زيدا اسد
&     ليت ( للتمنى )
ليت itu memiliki arti tamanni , Yaitu meminta perkara yang tidak mungkin diharapkan atau yang sulit diwujudkan. ( طلب ما لا طمع فيه او ما فيه عسر )
seperti : الا ليت الشباب يعود يوما dan ليت لىقنطارا من الذهب
&     لعل
لعل itu memiliki dua arti yaitu :
1.      Tarojji yaitu meminta perkara yang disenangi.seperti : لعل الحبيب قادم
2.      Tawaqqu' yaitu mengharapkan terjadinya perkara yang dibenci.
      Seperti : لعل زيدا هالك


---*---   باب التوابع للمرفوعات  ---*---

 ( ويرفع التـــابع للمرفوع * إذ كــل تابــــــع فـــكالمـــتبوع )
 ( وذاك توكيد ونعت وبدل * والرابع العطف بقسميه حصل )

            Isim yang dibaca rofa' yang ke tujuh yaitu tabi', Sedangkan tabi' itu ada empat.
Yang pertama yaitu : Na'at
Dan na'at harus sesuai dengan man'utnya dalam tingkah rofa', nasob, jer, mudzakar, mu'annas, ma'rifat, nakiroh, mufrod, tasniyyah dan jama'.
Pada asalnya na'at itu tebentuk dari isim mustaq, seperti : isim fa'il, isim maf'ul, sifat musabbihat, isim tafdil. Dan terkadang na'at itu berupa isim jamid yang dita'wil dengan isim mustaq. ( lihat jami'uddurus jus 3hal. 222)
            Dan fa'edah membuat na'at yaitu : menjelaskan pada man'ut untuk menghindari keserupaan, hal ini ketika man'ut berupa isim ma'rifat. Dan berfaidah mentakhsis, ketika man'ut berupa isim nakiroh.
 وفائدة النعت التفرقة بين المشتركِـينَ فى الاسم. ثم إن كان الموصوف معرفة ً ففائدته التوضيح وإن كان نكرة ً ففائدته التخصيص. ( جميع الدروس ج 3 ص222 )

 Dan na'at dibagi menjadi dua :
1.      Na'at haqiqi, yaitu : Na'at yang merofa'kan pada isim dhomir mustatir.
Contoh : جاء زيدٌ العا قـلُ
 هو الذى يرفع الضمير المستتـِـرَ كما فى قولك جاء زيدٌ العا قـلُ ( عشماوى ص32 )
Lafadz العا قـلُ merofa'kan isim dhomir yang tersimpan yang kembali pada زيدٌ ( man'ut )
      2.   Na'at sababi, yaitu na'at yang merofa'kan isim dhohir. Contoh : جاء زيدٌ القائمُ ابوه
 هو الذى يرفع الاسم الظاهر كما فى قولك جاء زيدٌ القائمُ ابوه ( عشماوى ص32 )
Lafadz القائمُ merofa'kan isim dhohir yang berupa lafadz ابوه , dan pada isim dhohir tersebut terdapat dhomir yang kembali pada زيدٌ ( man'ut ).

Yang kedua yaitu Atof.
Atof dibagi menjadi dua : 1. Atof Bayan. 2. Atof Nasaq.
            Atof Bayan : Isim yang diatofkan tanpa menggunakan huruf atof dan ma'tuf lebih jelas dan masyhur dari pada ma'tuf alih.seperti :جاء ابو حفص عمر
jika antara ma'tuf dan ma'tuf alih lebih jelas ma'tuf alih, maka ma'tuf menjadi badal. Seperti : جاء هذا الرجل. Karena isim isyaroh lebih jelas daripada isim yang dima'rifatkan dengan al (أل ).
 *  يجب ان يكون عطف البيان اوضح من متبوعه واشهر والاّ فهو بدل نحو جاء هذا الرجل. فالرجل بدل من الإسم الاشارة وليس عطف البيان , لأن الإسم الإشارة اوضح من المعرّف بأل   .                            ( جميع الدروس ج3 ص242 )                                                       
apabila ma'tuf alih berupa ma'rifat maka bertujuan menjelaskan , bila nakiroh bertujuan mentahsis.
وفائدته ايضاح متبوعه إن كان المتبوع معرفة ً وتتخصيصه ان كان نكرة ً ( جميع الدروس ج3 ص 241 )
Dan ma'tuf wajib mengikuti ma'tuf alih dalam I'robnya
( rofa', nasob, jer ), mufrod , tasniyyah ,jama' mudzakar , muannas , ma'rifat , nakiroh. 
            Atof nasaq ialah atof yang menggunakan lantaran huruf atof.
Dan huruf atof ada 10.
1. wawu ( واو ).
 Wawu memilikim faidah mutlaqul jam'I ( mutlaqnya berkumpulnya ma'tuf dan ma'tuf aleh dalam hukum dan I'robnya, tidak berfaidah tartib dan ta'qib )
1- الواو : تكون للجمع بين المعطوف والمعطوف عليه فى الحكم والإعراب جمعا مطلقا, فلا تفيد ترتيبا ولا تعقيبا                                                                                                                
2. Fa' ( فاء )
 Fa' memiliki faidah tertib dan ta'qib.ketika kita mengucapkan جاء على فسعيد maka sesungguhnya ali datang pada awal dan sa'id datang setelah ali tanpa ada jarak diantara keduanya,
                        2. الفاء : تكون للترتيب والتعقيب فاذا قلت جاء على فسعيد فالمعنى أنّ عليا جاء اول وسعيدا جاء بعده  بلا مُهلة بين مجيئهما     
3.Tsumma ( ثم )
 Tsummah memiliki faidah tartib dan tarokhi ( antara ma'tauf dan ma'tuf alih ada jarak waktu )
 3. ثم : تكون للترتيب والتراخى فاذا قلت جاء على ثم سعيد فالمعنى أنّ عليا جاء اول وسعيداجاء بعدهوكان بين مجيئهما مُهلة  
4. حتى  5. او  6. أم   7. أما   8. بل   9. لكن  10. لا.
Sedangkan lebih jelasnya mengenai faidah-faidahnya lihat jami'uddurus jus 3 hal. 245 – 249.

Yang ketiga yaitu Taukid ( تو كيد )
Taukid yaitu : m
 Taukid dibagi menjadi dua : 1. taukid lafdzi.   2. taukid ma'nawi.
            1.Taukid lafdzi ialah : mengulang muakkad dengan lafadnya atau dengan murodifnya ( lafad yang memiliki arti yang sama ), baik muakkadnya berupa isim dhohir, dhomir, fi'il, huruf atau jumlah.
 * فاللفظى يكون بإعادة اللفظه او بمرادفه سواء كان اسما ظاهرا أم ضميرا ام فعلا ام حرفا هم جملة. وفائدة التوكيد اللفظى تقريرالمؤَ كـَد فى نفس السامع وتمكينه فى قلبه وإزا لة ما فى نفسه من اشبهة فيه      ( جميع الدروس ج3 ص 232 )          

جاء على على : Contoh isim dhohir
Isim dhomir :  جئتَ أنتَ
 Fi'il :جاء جاء على  
Huruf : لا لا ابوح بالسرّ
Jumlah : جاء على جاء على
2.      Taukid ma'nawi yaitu tabi' yang menetapkan perkaranya matbu' (  muakkad ) dalam nisbatnya dengan lafadz lafadz yang tertentu. Contoh : جاء زيد نفسه
 فالمعنوى تابع يقرر امر المتبوع فى النسبة او فى الشمول بالفاظ مخصوصة نحو جاء زيد نفسه ونحو جاء الزيدان كلاهما ( وسيمة ص60 )
 Lafadz-lafadz taukidz antara lain :
ü  نفس
ü  عيـن
disyaratkan pada lafadz dua diatas dimudhofkan pada dhomir yang sesuai dengan muakkadnya. Contoh : جاء زيد نفسه , جاء زيد عينه  , جاءتْ  هند  نفسها او عينها
            * tujuan membuat taukid dengan lafad  نفس dan lafad  عيـن menghilangkan kemungkinan maajz atau lkelupaan pada kalam.
 وفائدة التوكيد بالنفس والعين رفع ارحتمال ان يكون فى الكلام مجاز او سهو او نسيان                         ( جميع الدروس ج3 ص 233 )
ü  كلّ
ü  اجمع
 Kedua lafadz ini digunakan mentaukidi dengan tujuan syumul atau ikhathoh ( meliputi dan mencakup ),oleh karena itu kedua lafadz ini digunakan untuk mentaukidi pada muakkad yang memiliki juz-juz.
 ( قوله وكل واجمع ) وكلاهما فى التوكيد المسوق لقصد الشمول والاحاطة بأبعاض المتبوع فلا يؤكد بهما الا ّ ماله أجزاء...........الخ ( تشويق الخلان ص 186 )
ü  lafadz – lafadz yang mengikuti pada lafadz اجمع yaitu lafadz اكتع , ابتع , ابصع yang semua ma'nanya mengikuti lafadz اجمع  .
      contoh : مررت بالقوم اجمعين اكتعين ابصعين ابتعين  .

Tabi' yang keempat yaitu Badal.
Badal ialah : lafad yang mengikuti  ( tabi' ) yang dimaksud dengan hukum tanpa perantaraan diantara tabi' dan matbu'. Seperti جاء زيد اخوك :
 البدل التابع المقصود بالحكم بلا واسطة بينه وبين متبوعه ( جميع الدروس ج3 ص 235 )
Badal dibagi menjadi empat :
            1. Badal kul min kul ( بدل الكل من الكل )  yaitu Lafad yang kedua ( badal ) menyamai pada mubdal minhu dalam ma'nanya. Seperti : مررت بزيد اخيك
 yang dimaksud lafad اخيك yang menjadi badal sama dengan lafad zaid yang menjadi mubdal minhu.
            2. Badal ba'di min kul ( بدل البعض من الكل ) yaitu badal merupakan bagian mubdal minhu.baik adanya jus itu lebih sedikit, setengah ( separoh ) atau lebih dari setengah.
بدل البعض من الكل هو بدل الجزء من كله قليلا كان ذلك الجزء او مساويا للنصف او اكثر منه نحو جاءتْ القبيلة رُبعُها او نصفـُها او ثـُـلثـُها( جميع الدروس ج3 ص 236 ) 
      3. Badal Isytimal (( بدل الإشتمال yaitu : Mubdal minhu memuat badal yang badal tersebut bukan juz dari mubdal minhu. Contoh : نـَـفـَـعـَـنِـى المعلـِّــم علمَـه . Bahwasanya muallim (Mubdal minhu)itu memuat lafad علمَـه ( badal ) akan tetapi علمَـه ( badal ) tersebut bukan juz dari dari المعلـِّــم .
 * بدل الإشتمال هو بدل الشئ مما يشتمل عليه على شرط ان لا يكون جزءً منه نحو نـَـفـَـعـَـنِـى المعلـِّــم علمَـه ( جميع الدروس ج3 ص237)                                                                                                  
            4. Badal gholath ( بدل الغلط ) Yaitu : Badal yang ditutur karena untuk mengganti kesalahan lisan ketika mengucapkan mubdal minhu. Contoh : جاء المعـلـِّـم التلميذ ُ
            ketika mutakallim menghendaki mengucapkan lafadz جاء التلميذ namun lisan salah mengucapkan, menjadi جاء المعـلـِّـم  , kemudian mutakallim mengucapkan                 ( menutur ) lafadz التلميذ sebagai ganti lafadz المعـلـِّـم .
 * فبد الغلط ما ذكر ليكون بدلا من اللفظ الذى سبق اليه اللسان فذكر غلطا نحو جاء المعـلـِّـم التلميذ . اردت َ ان تذكرَ التلميذ فسبق لسانك فذكرتَ المعـلـِّـم غلطا فتذكرت غلطك فابدلت منه التلميذ.                 ( جميع الدروس ج3 ص237) 

1.      TANBIH *
·         isim dhohir dibuat badal isim dhohir.
·         isim dhomir tidak boleh menjadi badal dari isim dhomir , sedangkan contoh قمتَ أنتَ adalah contoh dari taukid.
·         Dan menurut qoul shohih isim dhomir tidak bisa dibuat badal dari isim dhohir.
 يبدل الظاهر من الظاهر كما تقدم . ولا يبدل المضمر من المضمر. واما مثل قمتَ أنتَ ومررت بك انتَ فهو توكيد كما تقدم.  ولا يبدل المضمر من الظاهر على الصحيح ( جميع الدروس ج3 ص238 ) 


-- * --  باب المنصوبات من الأسماء  -- * --

 ( والنصب للأسماء للمفعول به * كاستبق الخير وذاالعلم اقتفه )

1.      Isim yang dibaca nasob ada 13, yang pertama yaitu Maf'ul bih.
 Maf'ul bih ialah Isim uang dibaca nasob yyang terkena pekerjaanya Fail.
Seperti : نصر عمرو بكراً.
 Sedangkan amilnya yaitu fi'ilnya. Baik amil tersebut dibuang atau tidak atau brupa isim dhohir.
 Dan tanda – tanda maf 'ul bih yaitu lafadz yang dibaca nasob yang bisa dijadikan mubtada' dan diberi khobar berupa isim maf 'ul yang dibentuk dari amilnya.seperti : نصرتُ بكراً menjadi بكرٌ منصور .
            Dan para ulama' terjadi ikhtilaf dalam amil yang menasobkan maf 'ul bih, menurut ulama' basroh yang mensobkan hanyalah fi'il saja. Sedangkan menurut ulama' kufa menasobkan maf 'ul bih yaitu berkumpulnya fi'il dan fa'il. ( tasywiq )
 إختلفوا فى العامل فى نصب المفعول على اربعة اقوال : الأول وهو قول البصريين أنّ الفعل وحده يقتضى رفع الفاعل ونصب المفعول. والثانى وهو قول الكوفيين أنّ المجموع الفعل والفاعل يقتضى نصب المفعول. ..........إلخ ( تشويق الخلان ص 192 ) 
Dan maf 'ul dibagi menjadi dua : 1. Shorih (صريح ) 2. ghoiru shorih(غيرصريح).
 Sedangkan shorih dibagi menjadi 2 : 1. Isim dhohir 2. isim dhomir baik berupa dhomir muttasil / munfasil . seperti :  نصرتُ بكرا,   إيّـاك نعبد وايّـأك نستعين , اكرمتــُـك

 Sedangkan yang ghoiru shorih dibagi menjadi tiga.
1. dita'wil dengan masdar yang jatuh setelah huruf masdar.
Seperti : علمتُ انّـك مجتهد dita'wil menjadi  علمتُ إجتهادَك
2. Jumlah yanmg dita'wil mufrod.Seperti:ظننتـُـك تجتهد dita'wil menjadiظننتـُـك مجتهدا
3. jer Majrur.seperti :امسكتُ بيدك
 * المفعول به قسمان صريح وغير صريح
 والصريح قسمان ظاهر نحو فتح خلد الخِـيَرة وضمير متصل نحو أكرمتـُك واكرمتهم او منفصل نحو إيّـاك نعبد وايّـأك نستعين , اياه أريد. وغير صريح ثلاثت اقسام : مؤول بمصدر بعد حرف مصدرىّ علمتُ انّـك مجتهد وجملة مؤول بمفرد نحو ظننتـُـك تجتهد وجار ومجرور نحو امسكتُ بيدك ( جميع الدروس ج3 ص 6 ) 
Dan wajib mendahulukan fail dan mengakhurkan maf 'ul dan mendahulukan maf 'ul dan mengakhirkan fa'il dalam lima masalah :
            1. dikala dikhuwatirkan terjadi keserupaan dan jatuh dalam keragu-raguan, dengan sebab samarnya I'rob besertaan tidak adanya qorina (tanda) maka wajib mendahulukan fa'il. Seperti : علـّم موسى عيسى , واكرم ابنى اخى وغلب هذا ذاك . apabila selamat dari keserupaan karena adanya qorina yang menunjukkan maka boleh mendahulukan maf 'ul. Seperti :اكرمتْ موسى سلمى .

            2. bila ada dhomir yang bertemu dengan fa'il yang dhomir tersebut kembali ke maf 'ul maka wajib mengakhirkan fa'il dan mendahulukan maf 'ul.seperti : اكرم سعيدا غلامُهُ
            3. bila fa'il dan maf 'ul berupa dhomir keduanya dan tidak ada yang meringkas, maka wajib mendahulukan fa'il dan mengakhirkan maf'ul.seperti : اكرمتـُـهُ
            4. apabila salah satu dari fa'il dan maf 'ul berupa isim dhomir muttasil dan yang lain berupa isim dhohir maka wajib mendahulukan isim dhomir dari salah satu fa'il
dan maf 'ul. Seperti : اكرمتُ عليّا ( fa'il berupa isim dhomir )
dan seperti : اكرمنى علىّ ( maf 'ul berupa isim dhomir).
1.   apabila salah satu dari fa'il dan maf 'ul fi'ilnya diringkas dengan إلا ّ atau إنـّما,maka wajib mengakhirkan lafadz yang diringkas.
Contoh maf 'ul yang diringkas : مااكرم سعيد الا ّ خالدا
contoh fa'il yang diringkas : مااكرم سعيدا الا ّ خالد   dan انـّما اكرم سعيدا خالد   
 * ويجب تقديم احدهما على اللآ خرفى خمس مسائل
 1. غذا خشى الإلتباس والوقوع فى الشك بسبب خفاء الإعراب مع عدم القرينة فلا يعلم الفاعل من المفعول فيجب    تقديم الفاعل نحو علـّم موسى عيسى واكرم ابنى اخى وغلب هذا ذاك فإن أ ُمن اللبس لقرينة دالة جاز تقديم المفعول  نحو اكرمتْ موسى سلمى
 2.  ان يتصل بالفاعل ضمير يعود الى المفعول فيجب تأخير الفاعل وتقديم المفعول نحو اكرم سعيدا غلامُهُ
 3.  أن يكون الفاعل والمعول ضميرَيـْن ِ ولا حصرَ فى احدهما فيجب تقديم الفاعل و تأخيرالمفعول نحو اكرمتـُـهُ
 4.  أن يكون احدهما ضميرا متصلا والآ خراسما ظاهرا فيجب تقديم الضمير منهما فيقدم الفاعل اكرمتُ عليّا ويقدم  المفعول فى نحو اكرَمنى علىّ وجوبا
 5 .  أن يكون احدهما محصورا فيه الفعل بإلا ّ او إنـّما فيجب تأخير ما حُصـِـر فيه الفعل مفعولا او فاعلا فالمفعول   المحصورنحو مااكرم سعيد الا ّ خالدا والفاعل المحصورنحو مااكرم سعيدا الا ّ خالد وانـّما اكرم سعيدا خالد.
 ( جميع الدروس ج 3 ص 9 – 11 )

 ( ومصدر ونائب وإ ن حذف * عامله كسرت سيرا لمعترف )

 *Isim yang di baca nasob yang kedua yaitu Masdar yang disebut juga Maf 'ul Mutlaq.
            Maf 'ul mutlaq ialah masdar yang disebutkan / ditutur setelah fi'il karena untuk mentaukidi pada ma'nanya fi'il( pekerjaan ) atau menjelaskan pada adadnya ( bilangan ) fi'il atau pada macamnya fi'il. Seperti : وكلم الله موسى تكليما , وقـفت وقـفتـيـن , سرتُ سيـر العقلاء  
 المفعول المطلق : مصدر يُذكَر بعد فعل من لفظه توكيدا لمعناه اوبيانا لعدده او بيانالنوعه                     ( جميع الدروس ج3 ص32 )
 Dan maf 'ul mutlaq itu didatangkan karena tiga faidah, yaitu :
1.      mentaukidi amil ( ان يكون توكيدا ) seperti : ضربتُ زيدا ضربا
2.   menjelaskan amilnya ( مبينا للنوع ) ketika masdar tersebut di dimudhofkan.seperti:سرتُ سيرَ المعتـَريف  atau disifati.seperti : ضربتُ زيدا ضربا اليما
3.      menjelaskan pada adad (مبينا للعدد )seperti : سرتُ سيرتـيـن  
 Dan terkadang perkara yang menunjukkan pada masdar itu mengganti olehnya menasobkan pada maf 'ul mutlaq seperti lafad كلّ dan بعض yang keduanya dimudhofkan pada masdar. Contoh : ضربتُ زيداكل الضرب او بعض الضرب
وقد ينوب عن المصدر فى الإنتصاب على المفعول المطلق ما يدل على المصدر ككل وبعض مضافين اليه نحو ضربتُ زيداكل الضرب او بعض الضرب (  تقريرات ).
 
 ( ظرف الزمان والمكان حيث فى * تضمر فيهما لكل فاعرف )

ü  Isim yang dibaca nasob yang noamer tiga yaitu Maf 'ul fiih ( dhorof ).
Dhorof ialah Isim yang dibaca nasob yang ditutur untuk menjelaskan zamannya pekerjaan atau tempatnya pekerjaan, dengan menyiampan ma'nanya fi (  فى).
        Dhorof dibagi menjadi dua :1. Dhorof zaman ( waktu ).2. dhorof makan ( tempat ).
Dhorof zman di bagi menjadi dua :
1.      Dhorof zaman mubham : Lafad yang menunjukkan zaman yang tidak ditentukan ( dikira-kira ). Seperti : أبدٍ و أمدٍ و حيـن ٍ  ووقتٍ وزمان ٍ
2.      Dhorof zaman mahdud ( dibatasi ) : Lafad yang menunjukkan pada kira-kiranya zaman yang ditentukan dan yang dibatasi. Seperti : ساعة ويوم و وليلة واسبوع وشهر وسنة وعام.
 المبهم من الظروف الزمان : ما دل على قدر من الزمان غير معيّن نحو : أبدٍ و أمدٍ و حيـن ٍ  ووقتٍ وزمان ٍ
 والمحدود منها ( او المؤقـَّت او المختــَــص ) : ما دل على وقت مقدَّر معيـن محدود نحو ساعة ويوم و وليلة  واسبوع وشهر وسنة وعام . ( جميع الدروس ج3 ص49 )
Lafad-lafad dhorof zaman antara lain : اليوم , الليلة , غدوة , بكرة , صباحا , ومساء وغير ذلك
Sedangkan dhorof makan itu tidak dinasobkan kecuali yang mubham yaitu lafad yang tidak dibatasi seperti : فوق وتحت وأمام وخلف ويمين وغير ذلك  . sedangkan yang dibatasi itu dilakukan dijerkan dengan fi (فى ). Seperti lafadz الدار والمسجد.
Di ucapakan صليتُ فالدار واعتكفتُ فى المسجد  tidak boleh diucapkan صليتُ دارا واعتكفتُ مسجدا  .
 ( lihat taqrirot ).
Dan seperti contoh dalam nadzom.
 ( كصمت أياما وقمت سحرا * خلف المقام عند بيت طهرا )

  Dan mahalul syahidnya ada pada lafadz أياما dan سحرا yang kedua lafadz tersebut menunjukkan pada zaman. Sedangkan yang menungukkan makan adalah lafadz خلف dan lafad عند
 ( والحال من معرفة منكرا * وفـضلة وصفا كجئت ذكــرا )

 * Isim yang dibaca nasob yang ke empat yaitu hal (الحال ).
 Hal adalah sifat yang tidk berupa musnad atua musnd ileh yang ditutur karena menjelaskan tingkah fa'il atau maf 'ul. Seperti : جاء زيد راكبا
 *الحال وهى وصف فضلة مذكورة لبيان الهئة للفاعل او للمفعول او لهما معا ( تقريرات )
 ومعنى كونه فضلة أنه ليس مسندا ولا مسندا اليه ( جميع الدروس ج3 ص79 ) 
Dan hal harus terbentuk dari isim nakiroh sedangkan shohibul hal harus isim ma'rifat.
Syaratnya Hal ada empat :
            1. berupa sifat yang berpindah-pindah dan tidak tetap. Seperti : طلعت الشمس صافيا
dan terkadang berupa sifat yang tetap. Seperti : يوم اُبعث حيا , خُلـِـق الإنسان ضعيفا
            2. harus berup isim nakiroh . seperti : جاء زيد راكبا dan terkadang hal juga berupa isim ma'rifat, ketika sah dita'wil dengan nakiroh. Contoh : امنت بالله وحده اى منفردا
            3. Hal merupakan shohibul hal didalam ma'nanya. Seperti : جاء سعيد راكبا
karena sesungguhnya orang yang naik adalah sa'id itu sendiri. Maka tidak boleh di ucapka : جاء سعيد ركوبا karena naik itu pekerjaannya orang yang naik dan pekarjaan naik itu bukan sa'id.
            4. Hal harus berupa lafadz yang musytaq.
Dan terkadang hal itu berupa lafadz yang jamid yang dita'wil dengan sifat yang musytaq, adapun yang jamid tersebut ada tiga tingkah ( keadaan ) :
1. menunjukkan pada keserupaan ( تشبيه ). Contoh : كرّ على اسدا اى شجاعا كالأ سد
2. menunjukkan pada musyarokah. Contoh : بعتـُـك الفرس يدا بيد اى متقابضَين ِ
3. menunjukkan tertib. Contoh : قرأتُ الكتاب بابا بابا اى مترتـِّـبا
 يشترط فى الحال اربعة شروط :
 1. ان تكون صفة ً منتقلة ً لا ثا بتة ( وهو الاصل فيها ) نحو طلعت الشمس صافيا. وقد تكون ثابتة نحو خُلـِـق الإنسان ضعيفا
 2. ان تكون نكرة , لامعرفة . وقد تكون معرفة إذا صح تأويلها بنكرة نحو امنت بالله وحده اى منفردا
 3. ان تكون نفس صاحبها فى المعنى نحو جاء سعيد راكبا. فان الراكبا هو نفس سعيد ولا يجوز ان يقال جاء سعيد ركوبا لأن الركوب فعل الراكب وليس هو نفسه
 4. ان تكون مشتقة , لا جامدة وقد تكون جامدة مؤولة بوصف مشتق , وذلك فى ثلاث حالات :
          1. ان تدلّ على تشبيه نحو كرّ على اسدا اى شجاعا كالأ سد
          2. ان تدلّ على مفاعلة نحو بعتـُـك الفرس يدا بيد اى متقابضَين ِ
          3. ان تدل على ترتيب نحو قرأتُ الكتاب بابا بابا اى مترتـِّـبا ( جميع الدروس ج3 ص82  -  84 )  
Dan terkadang Hal berupa jumlah . seperti :جاء زيد والشمس طالعة  , wawu pada lafadz والشمس adalah wawu Hal, sedangkan lafadz الشمس طالعة  menjadi mubtada' dan khobar dan mahalnya jumlah tersebut mahal nasob yang menjadi Hal dari lafadz  زيد.
 Hal yang berupa jumlah khobariyyah disyaratkan harus ada robith ( penyambung ), sedangkan robitnya sebagai berikut :
1. Wawu beserta dhomir. Contoh : جاء زيد وهو راكب
2. Dhomir saja. Contoh : جاء زيد يده على رأسه
3. Wawu Hal saja. Contoh : جاء زيد وعمر قاعد
وقد تكون الحال جملة نحو جاء زيد والشمس طالعة  فالواو واو الحال والشمس طالعة مبتدأ وخبر والجملة فى محل. ( تشويقpinggir hal 201) بصب حال من زيد
( قوله والجملة فى محل بصب ) وشرط كون الجملة حالا ان تكون خبرية وان تكون غير مصدّرة بدليل استقبال وان تكون مرتبطة إما بالواو والضمير نحو جاء زيد وهو راكب ا وبالضمير فقط نحو جاء زيد يده على رأسه او بالواو فقط نحو جاء زيد وعمر قاعد ( تشويق الخلان ص 201 )                                                                                                                                                                            
Shohibul Hal harus berupa isim ma'rifat, bisa berupa isim nakiroh jika ada yang memperbolekan ( musawwigh ), antara lain :
1.      Di tahsis dengan sifat. Contoh : جاء رجل عا قل راكبا
2.      di Idhofahkan. Contoh : جاء غلامُ زيدٍ راكبا ( Tasywiq hal 202 )
3.       
 ( وكل تمييز بشرط كمل * كطبت نفسا وكمن عسلا )

1.      Isim yang dibaca nasob yang nomer lima yaitu Tamyiz (تمييز ).
 Tamyiz ialah : Isim yang dibaca nasob karena untuk menjelaskan dzat yang masih las a. 
            Dan tamyiz harus berupa isim nakiroh dan juga wajib di akhirkan ( taqrirot ).
Tamyiz dibgi menjadi dua :
1.      Tamyiz dzat ( Tamyiz mufrod ).
Tamyiz mufrod adalah tamyiz yang menjelaskan pada isim yang masih las a yang di ucapkan ( dilafadzkan ). Seperti : عندى رطلٌ زيتا. Mengucapkan lafadz  زيتاuntuk menghilangkan kesamaran ( menjelaskan ) pada lafadz رطلٌ.
 تمييز الذات : ما كان مفسِّـــرا لاسم مبهم ملفوظٍ نحو : عندى رطلٌ زيتا ( جميع الدروس ج 3 ص 113 )
 Yang di maksud dengan dzat jenis adalah :
1.      isim yang menunjukkan hitungan ( عدد ).seperti : اشتريتُ  احدَ عشرَ كتابا
2.      isim yang menunjukkan pada ukuran ( مقدار ).seperti : بعتــُه قدرباع او ذراع خزا
3.      isim yang menunjukkan timbangan ( مقدارالوزن )seperti : اشتريتُ الف رطل ساجا  
4.      isimyang menunjukkan ma'na takaran ( مقدار الكيل ) seperti : بعته مكيلة ارزا
  ( قوله لابهامها ) انّ الأ سماء المبهمة اربعة انواع العدد والمقدار مساحيا كشبرا ارضا او كيلا كصاع  ...............الخ ( تشويق ص 204 )
1.      Tamyiz jumlah ( nisbat )
Tamyiz jumlah ( nisbat ) adalah tamyiz yang menghilangkan kesamaran nisbat pada jumlah. Contoh : حسن على خُــلـُــقا
 Ketika di ucapkan lafad حسُن على ini masih las a, dan ketika lafadz خُــلـُــقا diucapkan maka hilanglah kesamaran tersebut. 
 تمييز النسبة : ما كان مفسِّـــرا لجملة مبهمة النسبة ( جميع الدروس ج 3 ص 115 )
Tamyiz jumlah ( nisbat ) ada dua :
            1. muhawwal ( pindahan ).perpindahan ini adakalanya :
a. pindahan dari fail. Contoh : واستعل الرأس شيبا yang asalnya استعل شيبُ الرأس
b. pindahan dari maf 'ul. Contoh : وفجّرنا الأرض عيونا  yang asalnya عيونَ الأرض  فجّرنا
c. pindahan dari mubtada'. Contoh : خليل أوفر علما yang asalnya أوفر  خليل  علم
            2. Ghoiru muhawwal ( bukan pindahandari sesuatu yang disebutkan diatas  ).
Seperti : اكرمْ بسليم رجلا  ( jami'uddurus jus 3 hal 113-116 ).

  ( كذاك مستثنى بنحو الا بدا * من نحو قام القوم الا واحدا )

 * Isim yang dibaca nasob yang nomer enam Yaitu mustastna dengan  الا.
Mustastna adalah isim yang dibaca nasob yang dikecualikan dari hukumnya kalam sebelumnya dengan menggunakan perabot ististna', yang menurut lafadznya masih golongan kalam sebelumnya. Mustastna minhu adalah kalam yang sifatnya masih umum dan terletak sebelum perabot ististna'. Contoh : قام القوم الا واحدا
                                                                        1   2     3
 * keterangan : 1. =  mustastna   2. = perabot istisna'   3. = muustastna minhu
Mustastna ada dua : 1. mustastna muttsil.  2. mustastna mingqoti'.
            Mustasna muttasil Adalah mustasna yang satu jenis dengan mustasna minhunya.
Seperti : جاء المسافرون الا سعيدا.
            Mustasna mungqoti' adalah mustasna yang tidak satu jenis dengan mustasna minhunya. Seperti : إحترقتْ الدارُ الا الكتـُـبَ. ( jamiuddurus jus 3 hal 127 )
           
            Mustasna dengan الا wajib dibaca nasob dalam dua tingkah ( keadaan )
1.   mustastna jatuh setelah kalam tam mujab, baik mustastna di akhirkan dari mustastna minhu, contoh : َينجحُ التلاميذ الا الكسولَ atau mustastna mendahului mustasna minhu.
 Seperti : الا الكسولَ التلاميذ ينجحُ .atau jatuh setelah kalam ghoiru mujab.
Seperti : ما جاء احد الا زيدا , akan tetapi mustastna dijadikan badal dan dibaca rofa' itu lebih fasih dari pada dibaca nasob dengan menetapi menjadi ististna'. Seperti : ما جاء احد الا زيدٌ
1.      mustastna jatuh setelah kalam tam nafi atau sibeh nafi akan tetapi mustasna mendahului mustastna minhunya. Seperti : ما جاء نى الا زيدا احد .
            keterangan diatas merupakan contoh dengan الا yang mustastnanya muttasil. 
 Begitu juga mustastna wajib dibaca nasob dengan الا yang mustastna mungqoti', baik mustastna itu mendahului mustastna minhu, contoh : المسافرون الا امتعتــَهـُم جاء atau mustastna diakhirkan dari mustastna minhunya, contoh : جاء المسافرون الا امتعتــَهـُم, atau jatuh setelah kalam nafi. Seperti : ما جاء المسافرون الا امتعتــَهـُم
            Dari semua keterangan diatas itu ketika berupa kalam tam.
Apabila berupa kalam naqis maka mustasna menurut amil yang masuk ( tuntutan amil ). Seperti : ما جاء الا واحدٌ , وما ضربتُ الا بَـكــْراً . ( taqrirot )
a.       dibaca rofa' , apabila lafad yang jatuh sebelum الا merupakan amil yang merofa'kan.contoh : ما جاء الا واحدٌ
b.   dibaca nasob, apabila lafad yang jatuh sebelum الا merupakan amil yang menasobkan.contoh : وما ضربتُ الا بَـكــْراً.lafadz ضربتُ menuntut lafad setelahnya dibaca nasob untuk dijadikan maf 'ul bih.
c.       Dibaca jer, apabila lafadnya menuntut untuk mengejerkan.                        Seperti : ما مررتُ الا بزيدٍ 
            Apabila Ististna' dengan mengunakan lafadz  غَـيْرٍdan سوًى , maka dii'robi seperti I'robnya mustastna dengan الا dan lafad yang jatuh setelah غَـيْرٍdan سوًى dijerkan dengan idohfah ( menjadi mudhof ileh ).
            Sedangklan mustasna dengan ما خلا , ما عدا , ما حاشا maka mustastna wajib dibaca nasob. Seperti contoh yang berupa syi'ir :

                      ألا َ كـُـلُّ شئ ٍ مَـا خَـلا َ اللهَ بَــاطِــلٌ * وَ كـُــلُّ نـَـعـِــيْـم ٍ لا َ مـَحـَالَـــة َ زَ ائِـلٌ     ( طويل)              apabila ما nya gugur dari lafad خلا , عدا , حاشا , maka boleh dibaca nasob dan jer.
Separti : قام القوم خلا زيدا او زيدٍ ( taqrirot ).



 ( وما تــنا ديه كــيا كنـز الغنى * ويا رحيما بالعباد محسنا )

ü  isim yang dibaca nasob yang nomer tujuh yaitu munada ( منــادى ).ketika munada tersebut dimudhofkan .seperti : يا كنـز الغنىatau berupa sibeh mudhof .
seperti : ويا رحيما بالعباد
sibehnudhof ialah : munada yang berupa lafadz  yang membutukan lafad lain, untuk kesempurnaan ma'nanya. Atau nakiroh ghoiru maqsudah. Seperti : يا غا فلا عن ذكر ربه
munada adalah : meminta menghadap dengan mengunakan ya' atau akhowatnya.
وهو طلبُ الإ قـْبـَال بياءٍ او إحدَى اخواتـِــها ( عشماوى ص 44 )
apabila berupa munada nakiroh maqsudah atau alam mufrod maka dimabnikan rofa' menurut alamatnya. نحو: يا رجلُ , يا رجلان ِ , يا رجا لُ , يا رجَـيْـلُـوْنَ , يا زيدُ , يا زيدان , يا زيدون

 ( وانصب وراع الشرط مفعولا له * كـقمت إجْــلالا وتـعـظـيـما له )

ü  Isim yang dibaca nasob yang nomer delapan yaitu Maf 'ul lah ( مفعول له ).
 Maf 'ul lah adalah Isim yang dibaca nasob yang ditutur ( disebutkan ) untuk menjelaskan sebab terjadinya pekerjaan. Seperti : قمت إجْــلالا لعمرو                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

Syarat nya maf 'ul lah ada 5 :
            1. berupa masdar
apabila tidak berupa masdar maka tidak boleh dibaca nasob seperti : جئــتـُـــك للعسل
            2. berupa masdar qolbi.( yang dilakukan hati )
Jika tidak berupa masdar qolbi maka tidak boleh dibaca nasob.seperti : جـِـئـْـتُ للقرأةِ
            3. dan 4. zamannya masdar ( maf 'ul lah ) dan zamannya pekerjaan ( amil ) bersamaan dan failnya masdar dan fi;il juga tunggal.
Jika zamannya masdar dan zamannya fi'il (pekerjaan / amil ) berbeda maka tidak boleh dibaca nasob ( dijerkan dengan lam ta'lil ). Seperti : سَــا فـَــرْ تُ للعـلم    karena zamannya safar ( pergi ) itu sudah lampau( las  )sedangkan zamannya ilmu itu akan datang                   ( mustaqbal ).dan seperti contoh : أحببْـتـُـك لِتـَـعْـظِـيـْـمـِـك العــلمَ karena orang yang melakukan cinta itu mutakallim sedangkan yang melakukan ta'dzim mukhotob.
            5. masdar dan amilnya ( fi'ilnya) itu satu dalam failnya las anna menjadi las an pada hasilnya fiil ( amil sebelumnya ).
 * يشترط فيه خمسة شروط :
 1 . ان يكون مصدرا
فان كان غير مصدر لم يجز نصبه
 2 . ان يكنو المصدر قلبيا
اى من افعال النفس الباطنة فان كان المصدر غير قلبى لم يجز نصبه نحو جـِـئـْـتُ للقرأةِ
 3-4. ان يكون المصدر القلبى متحدا مع الفعل والزمان وفى الفاعل
 اى يجب ان يكون زمان الفعل وزمان المصدر واحدا وفاعلهما واحدا فان اختلفا زمانا او فعلا لم يجز نصب المصدر. فالاول نحو سافرت للعلم فانّ الزمان السفر ماض وزمان العلم مستقبل والثانى نحو أحببْـتـُـك لِتـَـعْـظِـيـْـمـِـك العــلمَ إذ أنّ فاعل المحبة هو متكلم وفاعل التعظيم هو المخاطب.
 5 . ان يكون المصدر القلبى المتحد مع الفعل فى الزمان و الفاعل علة لحصول الفعل.              
 ( جميع الدروس ج3 ص44 )                                                                       

* CATATAN *
Maf 'ul min ajlih ( maf 'ul lah ) suatu ketika disepikan dari al dan idhofah dan suatu katika bersamaan dengan al dan suatu katika di mudhofkan. Apabila disepikan dari al dan idhofah maka boleh nasob dan jer dengan lam, tetapi nasob lebih unggul. Apabila bersamaan dengan al, maka jer lebih unggul. Apabila di mudhofkan maka nasob dan jer sama.
 وعلمْ : ان المفعول من اجله تارة يكون مجرَّدا من ال والإضافة و تارة يكون مصاحبا لأ ل و تارة يكون مضافا فإن كان مجرَّدا من ال والإضافة جاز فيه النصب والجر باللام لكن النصب ارجح كـقمت إجْــلالا وضربت ابنى تأديبا فهذان ارجح من من قولك ضربت ابنى للتأديبِ وكمت للإ جلال وإن كان مصاحبا لأ ل فالعكس اى الارجح فيه الجلر بالحرف فـقولك ضربت ابنى للتأديبِ الارجح من ضربت ابنى التأديبَ وإن كان مضافا جاز فيه النصب والجر على السواء ( عشماوى ص 45 )

 ( كذاك بعد الواو مفعولا معه * كسرت والنيل وشخصا ذا سعة )

ü  isim yang dibaca nasob yang nomer sembilan yaitu Maf 'ul ma'ah.
 Maf 'ul ma'ah adalah Isim yang dibaca nasob yang ditutur untuk menjelaskan orang yang bersamaan dengan pekerjaan yang dilakukan, dan jatuh setelah wawu yang bima'na ma'ah. Contoh : سِـرْ تُ والنيلَ
            Wajib dibaca nasob isim yang jatuh setelahnya wawu, ketika tidak sah musyarokah dengan lafadz yang jatuh sebelum wawu. Apabila isim yang jatuh setelahnya wawu tersebut sah musyarokah dengan lafadz yang jatuh sebelum wawu, maka boleh atof ( rofa' ) dan nasob dengan menjadi maf 'ul ma'ah.
Seperti : جاء الأميرُ والجيشَ ُ ( taqrirot )
            Sedangkan amil yang menasobkan maf 'ul ma'ah adalah fi'il atau isim yang menyerupai fi'il ( isim fa'il , isim maf 'ul , isim musabbihat , isim tafdzil )
 ينصب المفعول َ معهُ ما تقدّم عليه من فعل اواسم يشبه الفعلَ  (جميع الدروس ج3 ص78 )

 ( ونصب مفعولــَى ظنـنـتُ وجـبا * ونحوها كخلــْتُ زيدا ذاهبا )

* Isi yang dibaca nasob yang nomer sepuluh yaitu maf 'ul duanya dhonna (مفعولا ظن ) dan saudaranya. Dhonna dan saudaranya (ظن واخواتها ) itu menasobkan mubtada' dan khobar yang dijadikan maf 'ul duanya.
ظن واخواتها itu ada dua macam :
1.      af 'alul qulub ( افعال القلوب ) 2. af 'aluluttahwil ( افعال التحويل )
Lafadz-lafadznya افعال القلوب antara lain :
 خالَ, ظنّ وجد, تعلـّم, جعل, حجا, زعم, هبْ, رأى, درى, علـِمَ, حسِب,
 2. af 'aluttahwil (افعال التحويل )
sedangkan lafadz-lafadznya افعال التحويل antara lain :
صيَّر , جعلَ بمعنى صيَّر , علـِـق َ , إتـَّخـَد.

CATATAN
ظن واخواتها bisa tidak beramal ( mulgho ) disebabkan berada di tengah-tengah.
Contoh : زيدٌ ظننتُ قائمٌ
 atau berada di akhir. contoh : زيدٌ قائمٌ ظننتُ
mengamalkan dan memulghokan itu hukumnya sama ( tidak ada yang lebih unggul ). Sedangkan pada contoh yang kedua memulghokan itu lebih unggul dari pada mengamalkan.
 والا لغاء يكون بسبب توسط العامل او تأخره فمثال التوسط زيدٌ ظننتُ قائمٌ والاعمال والاهمال فى نحو هذاالمثال على حدٍّ سواءٍ ومثال التأخر زيدٌ قائمٌ ظننتُ والاهمال فى نحو هذاالمثال ارجح من الاعمال ( عشماوى ص 31 ) 

 ( وما اتى لنحو كان من خبر * واسم لنحو إن ولا كلا وزر )

  * Isim yang dibaca nasob yang nomer 11yaitu : خبر كان واخواتها
seperti keterangan yang telah ditutur pada bab مرفوعات الأسماء.contoh : كان زيد قائما
sedangkan yang nomer 12 yaitu : اسم إ نّ واخواتها  dan keterangannya sudah ditutur dalam bab مرفوعات الأسماء . contoh : إ نَّ زيدا قائم  .
dan isim yang dibaca nasob yang terakhir ( 13 ) yaitu isimnya لا , yang keterangannya sudah ditutur dalam bab لا  . contoh : لا طا لعـًـا جبلا ً موجود.

--*--  باب إعمــال اسم الفـاعـل  --*--

 ( وما بوزن ضارب ومكرم * يعمل مثـل فعـــــله والتـــزم )
 ( تنوينه معتمدا او مـــع الــ * نحو المنيب رافع كف الأمـل )

 * kalimat yang menyamai lafad ضارب dan مكرم yaitu setiap isim fail baik dari tsulasi mujarrod atau lainnya ( mazid ), itu bisa beramal seperti amalnya fi'ilnya yang dimabnikan fa'il, dan wajib menetapkan tanwinnya ketika perpegang              ( I'timad ) pada istifham atau nafi ,besertaan dengan al (ال ).
contoh : المنيب رافع كف الأمـل

 * keterangan *
setiap isim fail baik dari tsulasi mujarrod atau lainnya ( mazid ), itu bisa beramal seperti amalnya fi'ilnya yang dimabnikan fa'il, baik berupa fi'il  muta'addi atau fi'il lazim.
            Disyaratkan bagi isim fa'il ketika ketika tidak bersamaan dengan al (ال ) itu ada dua : yang pertama :
1.      berpegang pada istifham ( I'timad ).contoh : أضاربٌ زيدٌ عمرا ً
2.      pada nafi .contoh : ما ضاربٌ زيدٌ عمرا ً
3.      adanya isim fa'il menjadi sifat. Contoh : مررتُ برجُـل ٍ ضارب ٍ عمـرا ً
4.      adanya isim fa'il menjadi munda. Contoh : يا طا لعـًـا جبلا ً
5.      adanya isim fa'il menjadi khobarnya mubtada'.
                  Contoh : المنيب رافع كف الأمـل
Yang kadua berzaman hal dan istiqbal. Contoh : ضاربٌ عمراغدا زيدٌ dan tidak berma'na madi, maka tidak boleh diucapkan: زيدٌ ضاربٌ عمرا امس.
            Apabiala isim fail bersamaan ال maka, maka tidak disyaratkan seperti apa yang sudah ditutur diatas.contoh : الضاربٌ امس عمرا زيدٌ ً  . ( taqrirot )
 * فإن اقترن بأل الى شرط غيره فهو يعمل ماضيا او حالا او ا ستقبالا معتمدا على شئ او غيرَ معتمد نحو جاء المعطى المساكينَ امس اوالأن او غدا ( جميع الدروس ج3 ص 280 )






--*--   باب اعمال المصدر  --*--

 ( ومصدر كـفعـــله قد عملا * شاع مضافا وبتــنوين كـلا )
 ( عتبك شخصا ذا هوى بنافع * ودم لنصح منك كل سامع )

* Masdar itu beramal seperti pengamalan fi'ilnya,yang masyhur dimudhofkan dan ditanwin.contoh : عتبك شخصا ذا هوى بنافع
            masdar bisa beramal seperti pengamalan fi'ilnya dengan syarat :
ü  masdar tidak ditasghir, maka tidak boleh diucapkan يعجبنى ضـُرَيْـبُـكَ زيدا
ü  masdar tidak dibatasi dengan ta', maka tidak boleh diucapkan أعجبنى ضـُربْـتـُـكَ زيدا, masdar tidak disifati sebelum beramal,maka tidak boleh diucapkan
أعجبنى ضرْبـُـكَ الشديدُ زيد                    
ü  tempatnya masdar bisa ditempati fi'il beserta an masdariyah (  أنْ مصدريّـة) bila dikehendaki zaman madly dan istiqbal.contoh : عجبْـتُ من ضربـِـك زيدا امس taqdirnya عجبْـتُ من انْ ضربْتَ زيدا,juga seperti contoh : عجبْـتُ من ضربـِـك زيدا غدا taqdirnyaعجبتُ من انْ تضربَ زيدا  dan bisa ditempati fi'il beserta ma masdariyah   (ما مصدريّـة) bila dikehendaki zaman hal.Seperti : عجبْتُ من ضرْبـِـك بكرا الان taqdirnya عجبْتُ مماتضرب بكرا

 Dan amalnya masdar ada tiga keadaan ( tingkah ) :
            1. masdar mudhof pada fa'il atau maf 'ul
 Contoh fa'il:  عجبْـتُ من ضربـِـك زيدا taqdirnya عجبتُ من انْ تضربَ زيدا  
 Contoh maf 'ul : ولله على الناس حجّ البيت مَـن استطاع اليه سبيلا
            2. masdar tidak dimudhofkan dan tidak bersamaan dengan ال .  ( masdar yang ditanwin ) Contoh : واطعـامٌ فى يوم ذى مسغـَبَــةٍ يتيما  
            3. masdar bersamaan dengan ال . contoh : عجبْتُ من الضرب زيدا
tiga bentuk masdar diatas yang paling banyak terlaku dan masyhur adalah masdar yang mudhof pada fail atau maf 'ul.
Masdar mim itu juga bisa beramal seperti amalnya fi'il.
contoh : محتمَـلـُـك المصائب خير من مركبـِـك الجزَ ع
 * والمصدر الميمى كغير الميمى فى كونه يعمل عملَ فعلـِـه نحو محتمَـلـُـك المصائب خير من مركبـِـك الجزَ ع      ( جميع الدروس ج3 ص 279 )







--*--  باب الجـــــرّ  --*--

 ( والجر بالحرف بمن لام على * رُبَّ وفى باء وعنْ كاف الـــى )
 ( منذ ومذ ْ حتى كــذا واو وتــا * فى قســم كـامنـُـنْ بعتق للفتــى )

* Jernya isim itu ada tiga :
            1. tabi' ( na'at , atof , taukid , badal ).contoh : مررت بتلميذٍ مجتهدٍ كريم ٍ
            2. dengan salah satu huruf jer. antara lain :
ü  مِـن ( bisa mengejerkan isim dhohir dan dhomir ) contoh  : سرْتُ من البصرة
ü  اللام ( bisa mengejerkan isim dhohir dan dhomir ) contoh : المــالُ لـِــزيدٍ
ü  عـَنْ ( bisa mengejerkan isim dhohir dan dhomir )contoh : رميْتُ السهْـمَ عن القوس
ü  كاف , hanya mengejerkan isim dhohir.contoh : زيدٌ كالبدر
ü  الى ( bisa mengejerkan isim dhohir dan dhomir ) contoh : ذهبْتُ الى السوق
ü  على ( bisa mengejerkan isim dhohir dan dhomir )contoh : ركبْتُ على الفرس
ü  فى ( bisa mengejerkan isim dhohir dan dhomir )  contoh : المــاءُ فى الكوز
ü  باء ( bisa mengejerkan isim dhohir dan dhomir ) contoh : مررتُ بالشيخ
ü  حتى hanya mengejerkan pada isim yang diakhirkan.                               contoh : اكلتُ السمكة حتى رأسـِها
ü  رُبَّ adalah huruf jer yang serupa dengan huruf ziyadah yang tidak membutukan mautallaq ( lafadz yang dita'aluqi ) dan mengejerkan isim yamg jatuh setelahnya dalam segi lafadznya,dan isim tersebut dii'robi menurut tuntutan amil didalam taqdirnya ( kira-kira ). Dan رُبَّ kebanyakan mengejerkan isim dhohir yang nakiroh yang disifati .                                  contoh : رُبَّ رجل ٍ كريم ٍ لقيْــتـُه 
ü  مُـذ ْ  dan مُنـْـذ ُ kedua huruf tersebut tidak bisa mengejerkan kecuali pada zaman. Apabila yang dijerkan berzaman madly maka مُـذ ْ  dan مُنـْـذ mempunyai ma'na مـِـنْ .contoh : ما رايتـُه مذ ْ او منذ ُ يوم ِ الخميس . dan berma'na فى apabila yang dijerkan berzaman hadir. Contoh : ما رايتُ مذ ْ او منذ ُ يومـنِا  .
dan begitu juga huruf jer واو , تاء , باء yang digunakan qosam.
Contoh : والعصر إن الإنسان لفى خسر الا الذين امنوا  
Contoh : تا للهِ لأ فعلنَّ كـذا
Contoh : اقسم بالله ابو حفص عمر
Sedangkan باء yang digunakan qosam bisa masuk pada isim dhohir seperti contoh : بالله لأ جتهدَ نَّ dan pada isim dhomir . contoh : بكَ لأ فعلنَّ .
 وتدخل على الظاهر كما رايت وعلى المضمر نحو بالله لأ جتهدَ نَّ ( جميع الدروس ج3 ص 170 )

 ( أو إضافـــة بــــمعـنى اللام * أو من كلبسى ثوب خز الشـَّام )
 ( أو فى كمكـر الليل ـــــــــــ  * ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ )

 * yang ketiga yaitu isim yang dijerkan dengan idhofah.
            Idhofah dibagi menjadi tiga :
ü  1. menyimpan ma'na min (مِـن ) yaitu ketika mudhof merupakan bagian dari mudhof ileh. Contoh : لبسى ثوب خز الشـَّام dan sah membuat khobar dengan lafadz yang kedua ( mudhof ileh ) dari mubtada' lafadz yang awal ( mudhof ).        Contoh : هذا الثوبُ خز الشام
ü  2. menyimpan ma'nanya fi (فى ) yaitu ketika mudhof ileh itu dhorof bagi mudhof, baik dhorof zaman atau makan. contoh : مكـْـرُ اللـَيـْل ِ
ü  3. menyimpan ma'nanya lam (اللام )yaitu ketika adanya mudhof miliknya mudhof ileh. Contoh : مالُ زيدٍ كثيرٌ

Kyai mushonnef mengakhiri kitabnya dengan mengucapkan syi'ir yang diambil gari kitab sulamul munawwaroq ( mantiq ) yang berbahar rojaz :

( وكن أخى للمبتدى مسا محا * وكن لإصلاح الفساد ناصحا )          

( واصلحْ الفسـاد بالتــأ مُّــــل * وإن بَديـــــهــة ً فلا تبــــــدِّ ل )          

( إذ قـيــل كم مزيِّــفٍ صحيحا * لأ جل كون فهمه قبيحـــــــا ) ( رجز )

 ( ـــــــــــــــــــــــــــــ والخــــتام * للــــــدُّرة الصـــلاة والســـلام )

 ( على المصفى من خيار العرب * محمَّـــدٍ المخـَـصَّـص المـقرَّب )

 ( والآل والصحب الميامن الحجا * أبـيـتــها قاف القبول المر تجى )

 ( والآل والصحب الكرام النـجبا * تـمَّـتْ بعون الله فى قاف وبـــا )
 
&    Akhirnya kitab Durrotul yatimah ialah semoga sholawat dan salam tetap selalu tersanjungkan kepada nabi yang terpilih dari pilihan-pilihanya orang arab yaitu nabi Muhammad SAW,yang diistimewakan dan didekatkan kepada Alloh  SWT. Dan semoga diberikan pada keluarga berikut para shohabatnya, yang terhormat dan yang mulia.
&    Tamatlah nadzom yang berbahar rojaz ini dengan pertolongan Alloh SWT dalam jumlah seratus dua ba'it .



Alhamdulillah berkat taufiq dan hidayah Alloh penulisan buku ini bisa terselesaikan.
            Buku ini tentunya masih banyak kekurangan , untuk itu kepada para teman-teman pembaca , kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan sarannya.
            Akhirnya , kami atas nama kelas VI A mengucapan terima kasih yang tak terhinggah kepada semua dewan asatidz Madrasah diniyyah " FUTUHIYYAH "  yang telah membimbing kami, demi terselesaikannya buku ini. Dengan iringan " Jaza Kumulloh Ahsanal Jaza' "
            Semoga buku yang sangat sederhana ini diterima disisi Alloh SWT sebagai amal sholeh, serta bermanfa'at, barokah dan mendapat ridlo-Nya. Amin.



                                                            Kwagean, 7 Agustus 2006 M
                                                                            13 R o j a b 1427 H




                                                                                         
                                                            Kelas VI a Madin Futuhiyyah